Putri Ariani Idap Retinopathy of Prematurity Cegah Lewat Skrining
Aksi panggung yang memukau, berhasil mengantarkan Putri Ariani mendapatkan Golden Buzzer di ajang pencarian bakat America's Got Talent (AGT). Artinya, ia tidak harus melewati babak bootcamp kompetisi karena langsung ke tahap live shows. Nama Putri Ariani pun sempat trending di Twitter karena semua juri memujinya, terutama Simon Cowell.
Dibalik prestasinya, Putri Ariani ternyata mengidap Retinopathy of prematurity (ROP). Melansir dari Kidshealth, ROP merupakan penyakit mata yang terjadi pada bayi prematur. Hal ini sesuai dengan kondisi Putri Ariani yang lahir di usia kandungan enam bulan 18 hari.
Sekitar usia tiga tahun, diketahui perkembangan matanya tidak terbentuk sempurna, sehingga ia tidak bisa melihat. Menurut Kidshealth, bayi lahir sebelum usia kehamilan 31 minggu, atau yang beratnya kurang dari 1.500 gram saat lahir, paling berisiko.
Pemeriksaan Mata
ROP tidak memiliki tanda atau gejala saat pertama kali berkembang pada bayi baru lahir. Namun, satu-satunya cara untuk mendiagnosisnya dengan pemeriksaan mata oleh dokter spesialis mata.
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2001, ROP jadi penyebab utama gangguan penglihatan dan kebutaan pada anak di negara-negara berpenghasilan tinggi, dan penyebab kedua setelah katarak di negara-negara berpenghasilan menengah.
Kebutaan ROP dapat Dicegah
Melansir dari laman Yankes Kementerian Kesehatan kalau angka kejadian ROP di Indonesia pada tahun 2016-2017 sebesar 18% pada bayi lahir di usia kehamilan < 28 minggu. Sebanyak 7% pada bayi lahir di usia kehamilan 28-32 minggu. Sedangkan 3.8% pada bayi lahir di usia kehamilan > 32 minggu.
Kebutaan pada ROP dapat dicegah dengan melakukan skrining di waktu yang tepat. Perlu diketahui, skrining ROP mulai dilakukan tergantung dari usia kehamilan. Saat bayi lahir di usia kehamilan > 30 minggu, skrining dilakukan 2-4 minggu setelah kelahiran.
Jika bayi lahir di usia kehamilan ≤ 30 minggu, skrining dilakukan 4 minggu setelah kelahiran.