Putra Osama bin Laden Dinyatakan Tewas, Trump Ogah Berkomentar
Setelah tewasnya Osama bin Laden, Amerika Serikat (AS) menyatakan mempunyai musuh baru. Dialah Hamza bin Laden, yang tak lain adalah putra pendiri jaringan militan Al-Qaeda.
Pemerintah AS, bahkan sempat menawarkan uang sebanyak 1 juta dolar (Rp14,1 miliar) kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaan Hamza bin Laden.
Kini, Hamza bin Laden dinyatakan telah tewas. Demikian dikatakan sejumlah pejabat intelijen Amerika Serikat.
Rincian mengenai tempat dan tanggal kematian Hamza belum jelas. Laporan kematiannya pertama kali dimunculkan NBC dan harian New York Times yang mengutip keterangan berbagai sumber.
Hamza bin Laden, yang kini diperkirakan berusia 30 tahun, telah merilis pesan audio dan video yang menyerukan serangan terhadap AS dan negara-negara lain.
"Pemerintah AS, bahkan sempat menawarkan uang sebanyak 1 juta dolar (Rp14,1 miliar) kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaan Hamza bin Laden."
Pada Februari 2019, pemerintah AS menawarkan uang sebanyak 1 juta dolar AS (Rp14,1 miliar) kepada siapa saja yang bisa memberikan informasi mengenai keberadaannya.
AS tawarkan hadiah Rp14 miliar untuk informasi putra Osama bin Laden, Hamza
Presiden AS, Donald Trump, menolak berkomentar mengenai laporan kematian Hamza ketika ditanya para wartawan pada Rabu 31 Julu lalu. Begitu pula dengan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, John Bolton.
Hamza diyakini berada dalam tahanan rumah di Iran, namun beberapa laporan lainnya mengindikasikan dia mungkin bermukim di Afghanistan, Pakistan, dan Suriah.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa berdasarkan dokumen-dokumen yang disita dari kediaman Osama bin Laden di Abbotabad, Pakistan, pada 2011 lalu, Hamza disiapkan menjadi pemimpin Al Qaeda.
Pasukan AS juga dilaporkan menemukan video pernikahan Hamza dengan putri petinggi senior Al-Qaeda yang diduga berlangsung di Iran.
Mertua Hamza disebut-sebut adalah Abdullah Ahmed Abdullah atau Abu Muhammad al-Masri, yang didakwa atas perannya dalam pengeboman kedutaan AS di Tanzania dan Kenya pada 1998.
Hamza diperkirakan lahir di Jeddah, Arab Saudi, pada 1989 dari salah satu dari tiga istri Bin Laden, Khairiah Sabar.
Dokumen yang didapat CIA dan diperlihatkan kepada wartawan kantor berita AFP menyebutkan bahwa Hamza menyebut dirinya 'lahir dari kawah besi' dan siap untuk 'meraih kemenangan atau mati sebagai martir'. (af/bbc)
Advertisement