Putra Mahkota Arab Saudi Akuisisi Newcastle, Harapan MU Pupus
Putra mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dikabarkan telah melakukan kesepakatan untuk mengakuisisi mayoritas saham Necastle United yang sebelumnya dikuasai oleh Mike Ashley. Dengan kepastian ini, pupus sudah harapan Manchester United dibeli oleh putra Raja Salman tersebut.
Dikutip dari Dailymail, dana investasi publik milik Salman itu siap menggelontorkan dana sebesar 300 juta poundsterling pada Amanda Staveley yang mengambil alih 80 persen saham Ashley.
Selain Mohammed Salman, Staveley juga didukung oleh pengembang properti yang berbasis di Inggris, the Reuben brothers.
Seperti diketahui, sekitar 18 bulan lalu Salman dikaitkan erat dengan MU. Ia diisukan akan membeli mayoritas saham yang dimiliki keluarga Glazer. Bahkan pembicaraan mengenai isu tersebut tak mereda sebelum kemunculan berita soal kepastian Salman membeli saham Newcastle.
Hal itu cukup wajar mengingat ada sejumlah foto pertemuan antara direktur MU, Richard Arnold dengan sejumlah delegasi Arab Saudi di media sosial pada November 2019 lalu. Meski, ada beberapa pihak yang mempertanyakan pertemuan yang digelar di Inggris itu berkaitan dengan pengambil alihan MU.
Dan benar saja, dalam waktu yang hampir bersamaan kepala eksekutif MU Ed Woodward memberikan bantahannya. Ia mengatakan bahwa keluarga Glazer berniat untuk mengendalikan MU dalam jangka panjang.
"Berdasarkan apa yang saya lihat, mereka ada di dalamnya untuk jangka panjang," kata Woodward mengenai keinginan keluarga Glazer.
“Berkenaan dengan penawaran harga, pemahaman saya adalah bahwa belum ada diskusi untuk harga klub atau hal yang berkaitan dengan itu," tuturnya soal pertemuan dengan delegasi Arab Saudi.
"Setiap percakapan yang kita lakukan didasarkan pada jangka panjang."
Bin Salman tampaknya segera mengakhiri 13 tahun kendali Newcastle di tangan pemilik lamanya, Ashley. Ini juga akan memberikan harapan baru bagi pendukung Newcastle yang sudah lama menghendaki kepergiannya.
Ashley memang sangat tidak populer di mata para pendukung Newcastle, terutama di musim-musim terakhir ini. Ashley dianggap kurang berani dalam berinvestasi sehingga prestasi klub kesayangan mereka cenderung landai, atau bahkan menurun.
Puncak kebencian penggemar Newcastle adalah ketika Ashley dianggap berkontribusi pada kepergian manajer kesayangan mereka, Rafael Benitez, pada akhir musim 2018-2019.