Putra Bungsu Pangeran Willian-Kate Middleton dan 7 ‘Kutukan Anak Ketiga’ di Kerajaan Inggris
Kehadiran anak ketiga Pangeran William dan Kate Middleton membuat para sejarawan membuka-buka arsip lama keluarga kerajaan, untuk menemukan benang merah bayi itu dengan para leluhurnya.
Ternyata, tercatat dalam sejarah, sejumlah anak ketiga keluarga kerajaan Inggris bernasib tidak beruntung. Termasuk, Putri Diana.
Lady Diana Spencer adalah anak ketiga. Perceraian kedua orangtuanya membuat masa kecilnya tak bahagia. Setelah menikah dengan Pangeran Chales, kemalangan justru menderanya.
Sang putri bahkan tewas dalam kecelakaan tragis di Paris, Prancis. Usianya baru 36 tahun kala itu. Ia mati muda.
Dan, Putri Diana bukan satu-satunya anak ketiga di Kerajaan Britania Raya yang nasibnya tak beruntung.
Berikut ini 7 leluhur pangeran cilik, anak ketiga Kate dan Pangeran William, seperti dikutip dari Daily Mail:
1. Putri Mary
Anak ketiga Raja George V, Putri Mary, Princess Royal and Countess of Harewood, lahir pada 1897, sebelum undang-undang primogeniture, hak anak sulung mewarisi takhta, diubah. Dua kakak laki-lakinya adalah Edward VIII dan George VI (ayah Ratu Elizabeth II).
Sejak awal Mary tak punya kesempatan untuk naik singgasana sebagai Ratu Inggris. Itu mengapa, dia diperlakukan berbeda.
Sebagai satu-satunya anak perempuan di antara lima saudara laki-laki, meskipun dua dari mereka lebih muda, Mary hanya diposisikan sebagai pelengkap.
Ia tumbuh besar di York Cottage, Sandringham. Ukurannya kecil, tak sebesar istana Inggris lainya dan terkesan menyeramkan.
Sementara saudara-saudaranya memilih menikah cepat, agar bisa lari dari sang ayah yang bersikap keras, Putri Mary relatif telat berumah tangga.
Bukan lantaran ia tak mau menikah. Ibunya memerintahkan Mary tak meninggalkan rumah. Dan, dengan statusnya sebagai putri raja, sulit untuk menemukan pria yang dianggap pantas mendampinginya.
Pada usia 24, Mary menikah dengan Earl of Harewood ke-6 yang berusia 39 tahun. Perkawinan itu bukan lantaran cinta, melainkan akibat taruhan.
Mary meninggal dunia akibat serangan jantung saat tengah berjalan-jalan pada tahun 1965, di usia 67 tahun.
2. Putri Louise
Ia adalah anak ketiga Edward VII. Ayahnya, putra sulung Ratu Victoria, terkenal playboy dan tukang selingkuh. Lahir pada tahun 1867, Putri Louise tumbuh besar di Sandringham, di bangunan utama, bukan pondok (York Cottage).
Saat usianya dewasa, ia memilih bangsawan Skotlandia yang tidak dikenal, Earl of Fife, sebagai pasangan hidup.
Fife berusia 40 dan Louise berusia 22 tahun ketika mereka menikah. Ratu Victoria awalnya tak setuju. Ia tidak sudi seseorang berpangkat ‘rendah’ menikah dengan cucunya. Dengan kuasanya, ia menaikkan pangkat suami Louise menjadi Duke.
Meski menikah dengan pria pilihan, kehidupan Louise tidak bahagia. Anak pertamanya meninggal saat dilahirnya.
Dan pada usia 34 tahun, saat berlayar bersama keluarganya ke Mesir, kapal yang membawa mereka terdampar di lepas pantai Maroko.
Semua penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Namun, tak lama kemudian, suaminya meninggal dunia akibat radang selaput dada.
Louise pun kembali ke tanah kelahirannya. Setelah menjadi janda selama lebih dari separuh hidupnya, Putri Louise atau Duchess of Fife meninggal di usia 63 tahun akibat pendarahan lambung.
3. Putri Alice
Putri Alice atau Grand Duchess of Hesse and by Rhine adalah anak ketiga dari Ratu Victoria. Ia lahir pada 1843. Meski hidup bergelimang harta, ia tak bahagia.
Pada usia 17 tahun dia harus merawat ayahnya, Pangeran Albert yang sakit-sakitan. Setelah putra mahkota Inggris itu wafat, Alice harus menghibur ibunya yang terpukul.
Alice kemudian menikahi seorang pangeran Jerman, Louis dari Hesse. Nasib buruk ternyata juga hinggap di kehidupan dua putrinya.
Putrinya, Alexandra menikah dengan Tsar Nicholas II. Ia pun menjadi permaisuri Rusia. Namanya kemudian dikenal sebagai Alexandra Feodorovna.
Anak perempuannya yang lain, Elisabeth, menikahi Grand Duke Sergei dari Rusia.
Kedua putri Alice, tewas secara mengenaskan. Mereka dan keluarganya dibantai oleh kaum revolusioner Bolshevik pada 1918.
Alice meninggal tak lama kemudian dengan menyimpan dendam. Ia marah luar biasa pada keponakannya, George V, yang dianggap gagal menyelamatkan anak-anaknya di Rusia.
4. Sophia
Sophia, Baroness De L’Isle and Dudley, adalah anak perempuan Raja William IV yang lahir pada 1795. Ia tidak pernah diberikan gelar putri karena lahir di luar pernikahan yang sah.
Sang raja hidup bersama selama bertahun-tahun dengan aktris Inggris keturunan Irlandia, Dorothea Jordan, yang memberinya sepuluh anak.
Jordan punya empat orang anak lain dari pria berbeda. Akhirnya, raja meninggalkan mereka, karena menginginkan ahli waris yang sah.
Selingkuhannya, Dorothea Jordan pun meninggal dunia dalam kondisi melarat. Kala itu, usia Sophia baru 19 tahun.
Sophia pernah mengabdi di Istana Kensington, sebelum meninggal saat melahirkan pada usia 36 tahun.
Meski anak di luar nikah, Sophia adalah anak kesayangan sang raja. William berduka atas kematiannya.
Sophia dikenang sebagai wanita yang cerdas dan memesona. Sebuah peringatan untuknya didirikan di St John the Baptist, Penshurst.
5. William IV
William IV adalah penguasa dari Kerajaan Britania Raya dan Irlandia dan Hanover dari 26 Juni 1830 sampai kematiannya.
Ia adalah putra George III "raja gila" yang membuat Inggris kehilangan wilayah koloninya di Amerika. Konon, sang penguasa juga mengalami gangguan jiwa.
Lahir pada 1765, William IV dijuluki ‘Sailor Bill’ karena pernah bertugas di Angkatan Laut Kerajaan sebelum diangkat menjadi Lord High Admiral oleh PM Inggris George Canning.
Pada tahun 1827, ia naik takhta setelah dua saudara laki-lakinya meninggal dan tak meninggalkan pewaris sah.
Dimahkotai pada usia 64 tahun, William jadi orang tertua yang mewarisi takhta kerajaan Inggris.
Meskipun dia kemudian menikahi Adelaide dari Saxe-Meiningen, dengan harapan menghasilkan pewaris yang sah, satu-satunya keturunan mereka adalah dua anak perempuan.
6. Pangeran Andrew
Pangeran Andrew Duke of York adalah anak ketiga Ratu Elizabeth II. Kelahirannya pada tahun 1960 dianggap mengejutkan.
Anne, kakak perempuannya kala itu sudah berusia 10 tahun. Banyak yang percaya bahwa Ratu telah memutuskan untuk tidak memiliki anak lagi.
Tembakan salvo 21 kali di Hyde Park dan Tower of London dilakukan, untuk merayakan kelahiran Pangeran Andrew Albert Christian Edward pada 19 Februari 1960.
Awalnya, ia ada di urutan kedua pewaris takhta Inggris, setelah Pangeran Charles, hingga akhirnya tergeser di posisi ketujuh.
Andrew punya karier lumayan cemerlang di dunia kemiliteran. Ia pernah terjun sebagai kopilot helikopter dalam konflik Falklands.
Namun, skandal demi skandal merusak reputasi sang pangeran, dari perceraian, skandal perkawanannya dengan Jeffrey Epstein, miliarder AS yang adalah pedofil.
Diangap terlalu banyak menggunakan fasilitas kerajaan, Andrew dijuluki sebagai ‘Air Miles Andy’.
Putri Diana
Ada satu lagi anak ketiga yang hidupnya menyedihkan. Putri Diana. Ia adalah ibu dari Pangeran William, calon raja Inggris masa depan.
Meskipun berdarah biru, Diana tak bahagia, tumbuh sebagai anak korban broken home, dikhianati suaminya, dan mati muda. Tragedi Diana maupun ‘kutukan anak ketiga’ diharapkan tak berulang.
Namun apa mau dikata, senasib dengan sang nenek, kelahiran cucu ketiga Putri Diana tidak sepenuhnya ditanggapi gembira oleh masyarakat Inggris. Komentar bernada kebencian mulai bermunculan di media sosial yang menyebut anak laki-laki ketiga itu, ‘parasit’ karena ‘mencuri’ uang para pembayar pajak Inggris.
Dikutip dari situs mirror.co.uk, seorang laki-laki membagikan sebuah foto Pangeran William dengan kalimat makian. Ada pula yang menulis kalimat kasar berbunyi ‘Persetan kau kadal kecil. Hal terakhir yang kami inginkan adalah lintah penyedot kerja keras #RoyalBaby’.
Kalimat makian lain yang muncul, yakni ‘Satu lagi wajib pajak yang harus kita biayai. Bukan, bukan pencari suaka, tetapi keturunan kerajaan lainnya’.
Sejak Kerajaan Inggris mengumumkan kehamilan anak ketiga Pangeran William dan Kate pada Oktober 2017 lalu, banyak komentar miring soal pangeran cilik ini. Pasalnya, sama seperti warga Inggris umumnya, anak ketiga tidak mendapatkan subsidi dari pemerintah. (*)