Puti Sungkem Ayahnya, Pesan Guntur: Dalam Debat, Jangan Lembek!
Menjelang keberangkatan ke lokasi debat Pilkada Jawa Timur, Calon Wakil Gubernu Puti Guntur Soekarno merasa beruntung. Ayahnya, Guntur Soekarno, hadir di Surabaya.
Sebelum berangkat, Puti Guntur Soekarno terlebih dahulu sungkem dengan ayah dan ibunya, sekaligus memohon doa restu. “Ini tradisi saya dalam keluarga, sebelum memulai sesuatu, saya selalu memohon doa dan restu pada orangtua saya,” kata Puti Guntur Soekarno, Selasa 8 Mei 2018, usai memohon doa restu.
Putera sulung Bung Karno, Guntur Soekarno tiba di Surabaya sore tadi. Ia ditemani sang istri, Henny Emilia Hendayani. Tokoh Marhaenis senior itu ditemani Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, yang juga Wakil Sekjen DPP PDI Perjuangan.
Ada pula anggota DPR RI Nursyirwan Sudjono dan Sekretaris DPD PDIP Jawa Timur Sri Untari Bisowarno. Suasana berlangsung haru. Setelah semua persiapan untuk berangkat rampung, tinggal yang pungkasan: memohon doa restu pada orangtua.
Puti Guntur Soekarno, puteri semata wayang pasangan Guntur-Henny Emilia, segera berlutut di hadapan ayahnya. Terlihat Guntur menyentuh pundak puterinya, dan membisikkan pesan pada puterinya.
Selesai berlutut di depan ayahnya, Puti Guntur beralih ke pangkuan ibunya, Ny. Henny Emilia. Ia berlutut dan memohon doa restu. Sekitar 10 menit peristiwa itu berlangsung.
Lantas, apa pesan yang disampaikan Guntur pada puterinya? “Tadi saya sampaikan, Puti, dalam debat kamu jangan lembek. Dalam debat, harus ofensif. Tapi harus dengan wajah senyum,” kata Guntur.
Pesan itu diberikan Guntur dari olah pengalamannya semasa masih muda, waktu menjadi aktivis mahasiswa di ITB. “Karena itu pengalaman saya, saat menjadi aktivis mahasiswa dulu,” kata Guntur.
Di Kota Surabaya, Guntur Soekarno dijadwalkan akan mengikuti pertemuan dengan tokoh-tokoh kaum nasionalis, Marhaenis dan kalangan pecinta Soekarno, Jumat 11 Mei 2018.
“Mas Guntur akan mengobati kerinduan para kaum nasionalis di Jawa Timur. Kami akan melepas rindu dengan putera sulung Bung Karno itu,” kata Ahmad Basarah, Ketua Umum Persatuan Alumni GMNI, yang mendampingi Guntur Soekarno. (wah/frd)
Advertisement