Puti Janjikan Buruh Kuli Panggul Pasar Tercover BPJS Kesehatan
Dalam kampanyenya di Ponorogo Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno menyapa warga di salah satu pasar tradisional di Ponorogo yakni Pasar Songgolangit, Rabu, 4 April 2018. Pasar yang terbakar setahun lalu itu menjadi titik awal kampanye Puti di kota Reog.
Dengan diantar becak dari kediaman Heri Ahmadi, mantan anggota DPR RI hingga ke lokasi pasar yang jaraknya cukup dekat, Puti didampingi Sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari, Bupati Ngawi Budi 'Kanang' Sulistyono beserta kader partai pengusung PDI, PKB, PKS dan Gerinda setempat menyapa pedagang dan pembeli.
Kehadiran putri Guntur Soekarno dan Henny Emilia Hendayani ini disambut meriah. Bahkan, saking antuasiasnya para pedagang menghentikan aktivitas sejenak untuk bisa bersalaman dan foto bersama dengan Puti. "Ini putune Bung Karno, minta foto Mbak Puti," kata sejumlah pedagang sambil antri meminta foto bersama. Puti pun melayani satu persatu permintaan pedagang dan pembeli yang berada di pasar itu.
Hampir setiap lorong-lorong di pasar para pedagang meminta foto bersama. Bukan hanya itu, Puti juga menegur sapa setiap stan pedagang mulai lantai bawah hingga ke lantai 3.
Bahkan, istri Joy Kameron itu juga membeli sejumlah kebutuhan dapur hingga jajan khas Ponorogo. Ia pun juga menyempatkan sarapan nasi pecel khas Ponorogo. "Pecelnya mantab dan enak Bu. Saya doakan laris dagangannya," kata Puti. Usai makan ia pun minta pamit melanjutkan perjalanan.
Di tengah perjalanan kembali menuju becak, langkah kaki Puti terhenti setelah melihat 3 perempuan paruh baya sedang duduk-duduk di teras lapak pasar. Ibu-ibu ini ternyata kuli panggul pasar Songgolangit. "Ibu-ibu ini kerjanya memanggul barang di pasar sini," tanya Puti.
"Iya Mbak Puti," jawab Sariyem, satu dari tiga rekannya menjawab pertanyaan itu. Sariyem lalu menceritakan sudah sekitar 40 tahun lebih bersama puluhan perempuan sini yang menjadi kuli panggul. Penghasilannya pun tidak tentu, tergantung besar kecilnya orang yang meminta jasanya.
Sariyem mengeluh, sejak pasar terbakar setahun lalu penghasilnnya turun drastis. "Sejak sebagian pasar habis terbakar dulu sehari masih mendapat Rp. 30 ribu, tetapi sekarang tinggal Rp. 25 ribu per hari," ujarnya.
Mendengar keluhan itu, Puti memberikan barang bawaan yang dibeli di pasar. "Ini buat ibu saja ya, dibuat oleh-oleh," ucapnya sambil memberikan hasil belanjaan kepada masing-masing kuli panggul.
Kepada para kuli panggul itu, Puti juga menanyakan kondisi kesehatan. Saat ditanya soal BPJS, mereka mengaku sampai saat ini tidak pernah mengakses BPJS. Karena tidak kuat untuk bayar angsuran. Karena itu sebagian besar para perempuan kuli panggul di Pasar Songgolangit ini tidak tercover dengan BPJS Kesehatan dari pemerintah.
"Ya sudah nanti kami upayakan, yang penting ibu-ibu semua sehat. Saya mohon doa restu," ucap Puti dengan diamini kuli panggul itu.
Advertisement