Puti Soekarno Kagumi Kreativitas Kampung Arek Malang
Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Puti Guntur Soekarno mengunjungi Kampung 3D dan Kampung Warna-Warni di Kota Malang, di pinggiran Sungai Brantas, Rabu, 21 Februari 2018 pagi.
Kemarin Selasa, kandidat Pilkada Jawa Timur nomor urut 2 itu, berkunjung ke Kampung Glintung Go Green yang dikenal dengan konservasi air dan mendapatkan banyak penghargaan lingkungan.
Tiga hari berada di Kota Malang, telah membuat Puti Guntur Soekarno “jatuh hati.” Ia terkagum-kagum dengan olah kreatif ‘Kera Ngalam’, sebutan beken arek Malang. “Selamat datang Bu Puti di kampung kami,” kata Valentinus, Ketua RW 02, Kampung 3D.
Cucu Bung Karno itu melihat kampung padat penghuni tersebut dicat warna-warni. Coraknya cerah. Kondisi kampung juga bersih dan rapi. “Ini semua karya pemuda-pemuda tangguh di kampung kami,” kata Valentinus.
Di Malang, Puti Guntur melihat, kehidupan lorong-lorong kampung bisa diubah menjadi pemukiman yang amat menawan. “Ini semua karena partisipasi warganya jalan,” kata Puti.
Ia juga memperkenalkan rencana program kerja Gus Ipul dan dirinya, yakni “Seribu Dewi” atau Seribu Desa Wisata. “Kampung-kampung yang ditata apik, asri dan nyaman, bisa menjadi tempat wisata di perkotaan,” kata Puti.
Warga kemudian mengajak Puti untuk menyeberangi Jembatan Kaca, di atas Sungai Brantas. Jembatan dicat kuning, terbuat dari besi, beralaskan kaca tebal, menghubungkan Kampung 3D dan Kampung Warna-Warni.
Sejenak Puti melihat dari atas hamparan pemukiman di bantaran sungai, namun terlihat elok dengan catnya yang warna-warni. Ia lalu berfoto dan merekam video di atas jembatan, kemudian mengunggah di akun instagramnya. “Bagus, bagus sekali. Elok banget,” kata Puti terkagum.
Kemarin di Kampung Glintung Go Green, Puti melihat kampung yang serba hijau. Asri dan bersih. Di mulut gang tertempel plakat marmer “Kampung Konservasi Air Glintung Go Green”, diresmikan Mendagri Tjahjo Kumolo, 19 Juli 2017.
“Kampung ini dulunya banjir. Jalan rusak berat. Kumuh. Juga jadi sarang penyakit sosial. Sekarang Mbak lihat sendiri, suasananya asri. Tertata apik. Dan, hijau,” kata Bambang Iriawan, Ketua RW.
Bambang memamerkan, di kampung dia, semangat dan ajaran kakeknya, Bung Karno, diwujudkan dengan komitmen dan kerja keras.
“Di lorong-lorong kampung ini, ideologi dilaksanakan. Pancasila, Marhaenisme dan gotong-royong, diwujudkan dalam tindakan,” kata Bambang.
Dahulu, kekuatan rentenir mencekik warga. Sekarang, mereka telah pergi. “Kas RW mencapai Rp 1 miliar, dan bisa membantu warga yang mengalami kesulitan kebutuhan,” kata Bambang.
Dia menunjukkan, di kampung itu, air hujan yang sebelumnya membanjir bisa dimasukkan tanah. Sampah bisa diolah menjadi sumber penghasilan. Dan, sayur-sayuran, tumbuhan dan bunga-bungaan ditanam dengan sistem hidroponik.
“Di kampung Go Green, saya menemukan Pancasila, gotong-royong, dan semangat membangun diwujudkan dengan nyata,” kata Puti Guntur Soekarno.
Di kampung Go Green, juga diolah menjadi tempat wisata. Disediakan penginapan di rumah-rumah warga. Banyak mahasiswa menjadikan sebagai obyek penelitian. “Luar biasa partisipasi dan kreativitas warga,” kata Puti. (frd)