Puthu Bambu, Kue Tradisional Sajian Nenek Moyang
Indonesia memiliki bermacam jajanan tradisional yang bisa ditemukan di pasar maupun dijual berkeliling di sekitar perumahan. Sayangnya, jajanan tradisional yang melengkapi kekayaan budaya nusantara itu kini semakin langka, bahkan ada yang hanya menyisakan nama dan cerita.
Bagi yang berusia kepala 5, tentu mengenal kue tradisional peninggalan nenek moyang, yaitu kue puthu bambu. Nama itu tak pernah berubah, rasanya pun tetap gurih sampai sekarang.
Kue yang satu ini merupakan jenis kue kukus tradisional Indonesia, terbuat dari butiran kasar tepung beras dengan isian gula merah dan bertabur parutan kelapa.
Puthu pada umumnya berwarna putih yang berasal dari tepung beras berwarna hijau yang berasal dari daun pandan. Kue puthu bambu konon pertama kali ada sekitar tahun 1630 di Desa Wanamarta, Jawa Timur.
Puthu bambu menjadi salah satu jajanan tradisional yang dikenal oleh masyarakat Indonesia secara luas. Namun di masa sekarang, sudah jarang ditemukan.
Biasanya, pedagang puthu bambu ini berkeliling dengan gerobaknya sambil menjajakan kue yang langsung dimasak dadakan tersebut.
Puthu bambu menjadi terkenal dan mudah dikenal masyarakat karena ciri khasnya saat dimasak yang menggunakan bambu sebagai alat cetaknya, saat dimasak, kue puthu bambu mengeluarkan suara seperti peluit dan uap. Ciri khas suara dalam memasak puthu bambu terjadi karena adanya uap yang keluar dari celah kecil bambu sebagai alat cetakan.
Kue puthu bambu, sesuai namanya dimasak dengan menggunakan potongan bambu tidak dilakukan proses pemasakan yang umum dilakukan pada kue lainnya, seperti pengukusan atau pemanggangan, melainkan proses pemasakan ditempatkan pada lubang-lubang yang ada pada wadah pengukusnya.
Sehingga saat kue sudah matang, alat pengukus ini akan mengeluarkan seperti suara peluit dan uap. Suara peluit dan uap inilah yang menjadikan kerinduan dalam menyantap enaknya kue puthu bambu.
Kue ini sebenarnya menjadi camilan tradisional yang sangat sederhana, karena bahan dasar dari kue puthu sendiri adalah tepung beras yang diisi gula Jawa dan kemudian dimasak di dalam tabung bambu padat.
Saat sudah dimasak dan matang, biasanya untuk memberikan rasa gurih dan nikmat pada kue ini diberikan tambahan topping seperti kelapa parut.
Karakteristik kue puthu sendiri adalah lembut dan manis, dengan diberikan isian gula merah pada tengah-tengah tepung beras menjadikan rasa dari kue puthu bambu menjadi legit. Rasa legit, manis dan gurih yang dihasilkan pada satu gigitan kue puthu bambu menambah kenikmatan tersendiri.
Selain adanya rasa legit, manis dan gurih yang dihasilkan dari bahan dasar kue puthu bambu, ditambahkan aroma yang menggugah selera dalam melahap kue puthu bambu ini. Aroma pandan menjadikan kue ini kian menggoda untuk menyantapnya.
Ngopibareng.id secara tidak sengaja menjumpai pedagang kue puthu bambu ketika berkeliling di kawasan Jl Raden Saleh Jakarta Pusat.
Penjualnya, bernama Ngadiyo asal Brebes Jawa Tengah. Ia menjelaskan, masih cukup banyak masyarakat yang menyukai kue puthu. Karena selain rasanya yang gurih, banyak yang menyukai bunyi sirene waktu memasak puthu.
"Harganya cuma Rp2 ribu per biji, murah-murah saja," kata Ngadiyo sambil melayani pembeli.
Hidangan Istimewa
Di Perpustakaan Kemendikbudristek Jl Sudirman, Jakarta, Selatan, disebutkan bahwa kue “puthu” telah tercatat sejak tahun 1814 di Serat Centhini peninggalan kerajaan Mataram.
Namun, jika melihat pada jejak dunia, kue puthu sudah ada sejak tahun 1200-an di Tiongkok, tepatnya pada masa Dinasti Ming. Resep kue puthu disebut Xian Roe Xiao Long, artinya kue dari tepung beras.
Dalam Serat Centhini, puthu disebut sebagai salah satu hidangan yang disajikan oleh Nyai Daya dan Nyai Sumbaling setelah salat Subuh.
Ingin memasak puthu sendiri? Berikut resep dan cara membuatnya:
Bahan:
Tepung beras 250 gram
Tepung ketan 100 gram
Pasta pandan secukupnya
Garam 1⁄4 sendok teh
Gula merah secukupnya (iris tipis, untuk isian)
Kelapa parut secukupnya (untuk taburan)
Air 200 ml
Cara Membuat Kue Putu
Siapkan wadah, masukkan air dan pasta pandan secukupnya, lalu aduk hingga rata.
Siapkan wadah lain, campurkan tepung beras, tepung ketan, dan garam, aduk rata.
Tuang air pandan ke dalam adonan tepung beras sedikit demi sedikit sambil diuleni terus menerus hingga mendapatkan tekstur kasar seperti pasir.
Saring atau ayak adonan sambil ditekan-tekan hingga mendapatkan tekstur yang lebih halus.
Siapkan cetakan bambu dan masukkan adonan kue puthu hingga memenuhi setengah dari cetakan. Isi tengah adonan dengan gula merah secukupnya.
Tutup dengan adonan puthu hingga cetakan penuh, lakukan hingga semua adonan habis kemudian panaskan panci kukus.
Kukus kue puthu bambu selama 15 menit hingga matang.
Keluarkan kue puthu dari cetakan, beri taburan parutan kelapa di atasnya.
Kue puthu bambu pandan sebaiknya disajikan selagi masih hangat sambil minum teh atau ngopi bareng.