Puskesmas di Surabaya Dapat Pendampingan Dokter Obgyn FK Unair
Pemkot Surabaya bersama Fakultas Kedokteran (FK) Unair mengagas program satu puskesmas satu dokter Obgyn (1P1O), untuk menekan angka kematian ibu dan bayi serta penurunan stunting.
Program tersebut adalah menjamin setiap puskesmas di Kota Surabaya pada 2024 akan didampingi oleh satu dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn). Para dokter Obgyn akan melakukan pendampingan terhadap dokter puskesmas terkait pemeriksaan deteksi dini kelainan di awal kehamilan.
Dekan FK Unair Prof Budi Santoso mengatakan, program ini tercetus lantaran pihaknya dan Pemkot Surabaya memiliki tujuan yang sama untuk membuat Kota Surabaya zero kematian ibu dan bayi serta stunting.
"Konsen kami menurunkan stunting menuju zero stunting dan kedua menurunkan angka kematian ibu dan bayi, akhirnya tercetus program tersebut dari kami-kami yang ada di fakultas," ujar pria yang akrab disapa Prof Bus itu.
"Selain itu, bagaimana dokter muda Obgyn kami meng-upgrade pengetahuan dokter-dokter yang ada di puskesmas untuk mendeteksi dini kelainan-kelainan pada saat awal kehamilan dengan USG," terang Prof Bus, Sabtu, 6 Januari 2024.
Ia menjelaskan, para dokter Obgyn bertugas mendampingi para dokter di puskesmas. Hal ini dilakukan agar layanan terhadap kesehatan perempuan dan ibu hamil di Surabaya berjalan efektif.
"Jadi bukan berarti mereka (dokter Obgyn) yang harus melayani atau menjadi spesialis di puskesmas. Tapi bagaimana layanan lebih efektif, kalau ada yang perlu didiskusikan menjadi lebih cepat," terang Prof Bus.
Pihaknya menyebut, saat ini ada sekitar 200 dokter Obgyn di Surabaya yang siap melalukan pendampingan di setiap puskesmas di Surabaya.
"Jadi supaya tidak di RS saja, akan dioptimalkan di layanan puskesmas sebagai upaya preventif," paparnya.
Sementara itu, Ikhsan selaku Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya mengungkapkan, sudah ada 23 dari 63 puskesmas yang sudah didampingi dokter Obgyn.
"Sisanya akan segera mendapatkan pendampingan. Targetnya tahun ini semuanya terdampingi dokter Obgyn".
Dengan adanya program tersebut, pihaknya menargetkan ibu hamil yang memiliki risiko tinggi bisa terdata, sehingga vitamin dan nutrisinya bisa dipenuhi selama kehamilan.
"Di Kota Surabaya sampai Desember 2023 masih tercatat 13 kasus kematian ibu dan bayi. Tentunya kami ingin tahun depan zero kasus," kata Ikhsan.
Pihaknya berharap, program baru ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan warga Surabaya, khususnya para wanita.
"Jadi bukan sakit diobati tapi juga mencegah atau melakukan upaya preventif dengan pemeriksaan sedini mungkin," tambahnya.
Advertisement