Pusat Oleh-oleh Sepi, UMKM Perikanan Sulit Jual Produk
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) bidang perikanan di Kota Probolinggo yang selama ini mengeluh soal pemasaran sedikit bernapas lega. Sebab selama sekitar dua pekan ini, 4-16 Agustus 2020, mereka bisa memajang produknya di sebuah mal di Jalan dr Soetomo, Probolinggo.
Wakil Gubernur (Wagub) Jatim, Emil Dardak menyempatkan hadir meninjau display produk UMKM di pusat perbelanjaan Graha Mulia, Minggu sore, 9 Agustus 2020. Didampingi Walikota Probolinggo, Hadi Zainal Abidin, wagub meninjau 70 macam produk perikanan kering maupun basah.
“Ini termasuk terobosan bagus, karena biasanya UMKM hanya mengandalkan pemasaran produknya di pusat oleh-oleh,” kata wagub.
Sisi lain, pusat oleh-oleh di masa pandemi Covid-19 ini tidak bisa diandalkan lagi karena sepi seiring dengan menurunnya jumlah wisatawan. UMKM juga didorong untuk memasarkan produknya melalui online.
Emil menilai, potensi produk UMKM olahan berbahan hasil laut sangat besar. Sebagai kota bahari yang memiliki Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, sumber daya alam dari laut sangat melimpah terutama ikan.
Agar menjadi produk makanan olahan yang laku di pasar, UMKM diminta untuk terus belajar. “Mana produk yang laku dan tidak laku, harus dipelajari,” kata wagub.
Kelancaran usaha produk makanan berbahan ikan, berpengaruh terhadap nasib nelayan. “Saat ini perekonomian menyusut, yang menolong dari pertanian. Industri tidak separah pariwisata, tetapi ada penurunan sekitar 7 persen, dan upaya semacam ini bisa membantu,” imbuh Emil.
Wagub menyarankan, agar Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dipertahankan) memberikan jaminan berupa quality control (QC) terhadap produk olahan perikanan. Hal itu sekaligus memberikan kepuasan terhadap konsumen.
“Saya sudah mengkaji agar QC Dinas Perikanan bisa dipasang di produk perikanan kota untuk memperkuat nilai jual dan punya keunggulan tinggi,” kata wagub.
Salah seorang perajin olahan berbahan ikan mengaku, produknya laku keras melalui display di sebuah pusat berlanjaan di Kota Probolinggo. Perajin abon ikan dan sambal cumi-cumi itu mengaku, omzet penjualannya naik dari Rp2 juta menjadi Rp4 juta per hari.
Advertisement