PUPR Hargai Anak Muda yang Peduli Masa Depan Air Indonesia
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Anita Firmanti mengatakan, pihak Kementerian Perumahan Rakyat dan Pekerjaan Umum (PUPR), sangat berterimakasih dan menghargai usaha anak-anak muda Indonesia, yang mulai peduli dengan masa depan lingkungan Indonesia, khususnya sektor air.
Hal itu ia ungkapkan dalam acara The 3rd International Conference of Water Resources Development and Enviromental Protection (ICWRDEP), Sabtu 12 Oktober 2019 di Universitas Brawijaya.
Menurutnya, langkah tersebut sangat membantu peran pemerintah, untuk mengembalikan kejayaan alam Indonesia, khususnya di sektor pengairan.
"Mereka buat dan pakai tas dari ketela, sedotan dari bambu dan logam, itu saya kira sangat baik," katanya.
Salah satu penghargaan yang dilakukan oleh Kementerian PUPR kepada langkah anak-anak muda tersebut, adalah penggunaan sehari-hari alat-alat nonplastik tersebut di kantor maupun di luar kantor.
"Saya belanja pake tas yang bukan plastik. Anak-anak di kantor juga sudah banyak yang pake sedotan logam dan bambu itu. Bagus,tinggal dicuci kan. tidak repot," katanya.
Ia berharap, 'virus' baik tersebut bisa menyebar di seluruh pelosok negeri. Sehingga semua orang Indonesia bisa sama-sama menjaga lingkungan dan air Indonesia.
"Kayaknya sudah banyak ya. Kemarin waktu qurban juga sudah pake non plastik banyak ya," katanya.
Meski begitu, ia menyayangkan masih banyak orang Indonesia, utamanya generasi yang sudah lebih tua, yang tutup kuping dan tutup mata dengan langkah baik itu. Bahkan, ia sering menemui beberapa orang yang saat berbelanja di toko yang harus bayar lebih karena minta kantong plastik, malah marah-marah.
"Katanya gini aja kok bayar. Padahal ya mereka bisa bawa tas sendiri kalau tidak mau bayar," kata Anita.
Maka dari itu, ia berjanji akan terus melakukan edukasi kepada warga masyarakat, untuk peduli dengan lingkungan mereka, dan juga edukasi tentang bahaya sampah plastik dan mikroplastik di air.
"Jadi educate-nya kurang memang. Kebiasaan membagi jenis sampah harus dikuatkan. Harus terus menerus, selain itu punishment juga tegas," pungkasnya.