PUPR Akui Pemerintah Kurang Edukasi Rakyat Tentang Polusi Air
Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Anita Anita Firmanti mengakui, dahulu Pemerintah Indonesia kurang melakukan edukasi kepada masyarakat terkait polusi air. Padahal, air adalah tonggak kehidupan di Indonesia.
Hal itu ia ungkapkan dalam acara The 3rd International Conference of Water Resources Development and Enviromental Protection (ICWRDEP), Sabtu 12 Oktober 2019 di Universitas Brawijaya.
"Diseminasi kita ke publik itu belum cukup. Karena mereka belum menyadari pencemaran air," kata Anita.
Menurutnya, dengan kurang teredukasinya masyarakat sejak jaman dahulu, imbas yang didapat oleh lingkungan Indonesia baru dirasakan dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat dengan semena-mena masih sering membuang berbagai jenis sampah ke sungai. Hal itu bisa membuat penyumbatan, hingga tercemarnya lingkungan di sungai.
"Ya mereka belum tahu secara utuh, secara jauh dampaknya. yang rugi ya kita-kita sendiri. Buang sampah itu enak, des des des gitu saja," katanya.
Terlebih mengenai sampah plastik. Masyarakat tidak tahu bahwa kini, akibat dari banyaknya sampah plastik yang dibuang ke sungai, sampah itu menajdi partikel yang lebih kecil bernama mikroplastik.
Menurutnya, mikroplastik bukan hanya mengotori air namun juga lingkungan, manusia, hingga hewan. Sehingga tak aneh jika ditemukan ikan yang di dalam tubuhnya terkandung banyak mikroplastik.
"Kayaknya sekarang kita perlu promoting system yang berbeda dari zaman dahulu. Karena kini yang rugi bukan hnya manusia, tapi juga lingkungan, hewan, ikan, burung itu makan microplastic. Jujur saja, awareness kita belum ke situ," katanya.
Maka dari itu, ia berahap masyarakat bisa mulai teredukasi dengan baik, meskipun pemerintah baik pemerintah daerah maupun pusat juga sudah sering berikan sosialisai terkait polusi air.
"Jangan andalkan kami saja. di YouTube juga banyak kok edukasi mengenai hal itu. Marilah sama-sama kita belajar untuk masa depan negara ini," kata Anita.
Selain itu, menurut Anita, langkah paling kongkrit untuk mengurangi banyaknya sampah di air, baik sungai, waduk, hingga laut, adalah dengan pemisahan jenis sampah sejak awal. Baik di sektor rumah tangga, industrial, retail, hingga pemerintahan. Sehingga, sampah yang sudah dibedakan itu bisa diproses untuk di daur ulang atau dijadikan hal lain.
"Masih banyak manfaatnya. Jadi jangan asal buang," pungkasnya.
Advertisement