Punya Potensi Ekonomi Lengkap, Santri Digitalpreneur Digelar di Banyuwangi
Rangkaian Program Santri Digitalpreneur digelar di Banyuwangi, Jumat, 20 September 2024. Program ini merupakan sarana pelatihan dan peningkatan kapasitas santri di Indonesia yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Di Banyuwangi, Santri Digitalpreneur dilaksanakan di Ponpes Mabadiul Ihsan, Kecamatan Tegalsari, Kabupaten Banyuwangi. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno hadir dalam acara tersebut. Turut hadir, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas.
Menteri Sandiaga mengatakan, Banyuwangi sengaja dipilih program yang telah berjalan empat tahun tersebut. Karena Banyuwangi memiliki potensi ekonomi yang lengkap.
"Kami tutup program Santri Digitalpreneur tahun ini, sengaja kami pilih di Banyuwangi karena memiliki potensi ekonomi kreatif yang lengkap," jelasnya.
Ekonomi kreatif di Banyuwangi terdapat di banyak sektor. Mulai kuliner, fashion, pertanian, kerajinan, dan lainnya. Kondisi ini ditunjang dengan pariwisata Banyuwangi yang berkembang pesat, sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
"Banyuwangi ini lengkap. Saya tadi baru dapat berita, teman-teman lama saya di San Fransisco pada mau ke Banyuwangi karena surfing-nya. Jadi, daya tarik Banyuwangi sudah mulai didengar karena kekuatan beragam," tuturnya.
Ekonomi kreatif Indonesia saat ini, menurutnya, telah menduduki peringkat ketiga dunia. Kekuatan utamanya adalah sektor kuliner, fashion, dan kriya. Sementara sektor lain yang tengah berkembang cukup pesat adalah film dan musik.
"Jadi tinggal ditingkatkan lagi kualitasnya. Dan garda terdepannya adalah para santri ini," ungkapnya.
Dalam program Santri Digitalpreneur Indonesia, Kemenparekraf memberi pelatihan dan pendampingan kepada para santri untuk berkembang dari sisi industri kreatif dan digital. Dengan program seperti ini, memberi penguatan agar santri siap dan memiliki kemampuan digitalpreneur usai menyelesaikan pendidikan.
Kemenparekraf mentargetkan, sekitar 25 persen dari 5 juta santri di Indonesia akan menerima manfaat dari program Santri Digitalpreneur Indonesia sejak pertama kali digagas. Program ini juga diharapkan mampu menciptakan 25 juta lapangan kerja dari kalangan anak muda.
Pengasuh Ponpes Mabadiul Ihsan, KH Masykur Wardi berharap agar program Santri Digitalpreneur Indonesia bisa membuat para santri berpikir luas dan terbuka, Sehingga mereka bisa menyerap berbagai ilmu yang bermanfaat bagi kehidupan mereka kelak.
"Kami berharap dengan kegiatan yang ditempatkan di Mabadiul Ihsan, bisa memacu santri-santri kami berkiprah di masyarakat dengan membawa hal positif," ujarnya.