Puluhan Terminal Bus di Indonesia Bakal Direnovasi
Sekitar 40 terminal bus tipe A di seluruh Indonesia akan direnovasi pada 2018, kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi.
"Tujuh di antaranya berada di Jawa Tengah, salah satunya di Purwokerto," katanya kepada wartawan setelah meninjau Terminal Tipe A "Bulupitu" Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jateng, Sabtu, 2 Desember 2017.
Ia mengatakan anggaran yang disiapkan untuk merenovasi tujuh terminal itu masing-masing sekitar Rp2 miliar.
Akan tetapi setelah melihat kondisi Terminal Tipe A "Bulupitu" Purwokerto, dia mengakui bahwa anggaran sebesar Rp2 miliar itu masih jauh dari mencukupi.
"Tetapi minimal, kami ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa terminal sekarang akan lebih baik, dan itu sudah menjadi niat kami di Kementerian Perhubungan. Makanya, kami punya `tagline` baru, namanya adalah `Terminalku Tipe A, Wow Jauh Lebih Keren`," katanya.
Ia mengatakan pada 2018 dan seterusnya, pihaknya akan terus meningkatkan terminal-terminal di Indonesia termasuk Purwokerto.
Dia mengharapkan terminal-terminal bus akan seperti bandara maupun stasiun kereta api.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya akan menata kembali tempat bagi pedagang dan calon penumpang di terminal bus agar terasa nyaman.
Budi mengaku masih melihat animo masyarakat untuk menggunakan alat transportasi darat sebagai salah satu pilihan.
"Tadi (ada penumpang) saya tanya, dia mau ke Surabaya kok enggak pakai kereta, rupanya dia lebih nyaman pakai bus. Artinya, masih banyak masyarakat kita nyaman menggunakan bus," kata pria asli Purwokerto itu.
Menurut dia, hal itu menjadi peluang untuk mendorong masyarakat kembali menggunakan bus.
Terkait dengan hal itu, dia mengatakan pekan depan, pihaknya akan bertemu dengan beberapa operator bus agar moda transportasi darat itu bisa disejajarkan dengan pesawat terbang dan kereta api.
"Pertama, saya akan meningkatkan kecepatan, efektivitas, dan IT (Information Technology/Teknologi Informasi) yang digunakan untuk pelayanan tiket. Jadi, minggu depan, saya akan rapat mengundang Alfamart dan Indomaret serta beberapa yang sudah membangun `online ticketing`, ada beberapa PO (Perusahaan Otobus) tetapi mereka masih parsial, belum terkoordinasi," katanya.
Menurut dia, akan dibuat satu aplikasi pemesanan tiket dalam jaringan (daring/online) yang bisa digunakan untuk semua perusahaan otobus.
Ia mengharapkan aplikasi pemesanan tiket bus secara daring tersebut dapat segera diluncurkan.
Selain itu, kata dia, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Dalam Trayek, semua angkutan umum termasuk bus harus menggunakan penyejuk udara (AC).
"Artinya, jika itu dipatuhi, bus-bus yang mungkin sudah tidak laik jalan karena kondisinya itu sudah enggak pas dengan AC. Harusnya mereka mulai meremajakan," katanya.
Budi mengatakan setelah seluruh aspek keterminalan ditingkatkan, pihaknya akan meminta seluruh bus agar masuk terminal sehingga tidak lagi mengambil penumpang di pol.
Dia juga memastikan Terminal Bus Tipe A "Bulupitu" Purwokerto akan terintegrasi dengan Bandara Jenderal Besar Soedirman yang sedang dibangun di Purbalingga.
Menurut dia, hal itu sudah ditekankan Menhub kepada Dirjen Hubdar, Dirjen Perkeretaapian, dan Dirjen Perhubungan Udara dalam rangka membangun terminal, stasiun, serta bandara harus ada konektivitas dan sinergitas.
Dalam hal ini, dia mencontohkan di Solo sudah ada konektivitas antara Terminal Bus Tirtonadi dan Stasiun Solobalapan.
"Saya akan berkoordinasi dengan Dirjen Perhubungan Udara agar ada bus dari Tirtonadi ke Bandara Adi Sumarmo," katanya.
Ia mengatakan nantinya di Terminal Bus Bulupitu juga ada "bus rapid transit" (BRT) yang terkoneksi dengan Stasiun Purwokerto dan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga.
Sementara itu, Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah X Tipe A Semarang (Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta) Agung Rahardjo mengatakan selain Terminal Tipe A "Bulupitu" Purwokerto, terminal lainnya yang akan direnovasi di antaranya Demak, Salatiga, Klaten, dan Gunungkidul.
"Ada dua lagi yang masih akan ditinjau ulang. Kalau yang dua itu nanti enggak bisa, mungkin atas seizin Pak Dirjen, akan kami tingkatkan lebih dari Rp2 miliar untuk yang di sini (Purwokerto, red.)," katanya.(ant)
Advertisement