Puluhan Tahun Kampung Perajin Bambu di Mojokerto Masih Eksis
Desa Mojopilang di Kecamatan Kemlagi, Mojokerto, dikenal sebagai kampung perajin bambu. Sejak puluhan tahun, banyak warga setempat yang masih tetap eksis menekuni kerajinan itu.
Salah satunya adalah Basuki 58 tahun. Ia bersama istrinya nampak sedang membuat sangkar ayam jadul dari bahan bambu. Hanya dengan mengandalkan ketajaman parang, ia mampu menyulap sepotong bambu utuh menjadi anyaman sangkar ayam jadul.
Terlihat pula ratusan sangkar ayam jadul yang siap untuk dijual terpajang di teras depan rumahnya. Basuki mengaku, telah memproduksi dan menjual sangkar ayam jadul ini sejak tahun 1982 silam. Karena warisan leluhurnya.
"Produksi sangkar ayam ini sudah lama ada sejak zaman orang-orang dahulu. Saya salah satu yang meneruskan atau mewarisi," kata Basuki, Selasa 12 November 2024.
Menurutnya, setidaknya terdapat lebih dari 30 perajin bambu. Saat ini beberapa perajin bahkan mengembangkan sejumlah produknya dari bahan kayu. Seperti membuat sangkar burung.
"Sekarang ini tidak semua hanya bikin sangkar ayam jadul, anak-anak muda juga turut berinovasi bikin sangkar burung dan sangkar ayam yang berbentuk boks itu. Tetapi sangkar yang jadul ya tetap dipertahankan," terangnya.
Dengan dibantu anak dan istrinya, Basuki mampu menyulap potongan bambu menjadi dua jenis sangkar ayam jadul. Yakni, sangkar jengkian dan bunder. Dalam sekali produksi, 10 batang bambu duri mampu membuat sekitar 35 sangkar.
Proses produksi ada beberapa tahapan. Meliputi pemotongan, penghalusan dan penjemuran bambu. Setelah kering, barulah sampai pada tahap terakhir, yakni perakitan.
"Proses paling lama itu penghalusan liningan bambu sama penjemuran, kalau untuk pakai bambu ori atau bambu duri ini karena teksturnya pas, nggak terlalu lembek dan keras," ujar Basuki.
Satu sangkar buatan Basuki, harganya cukup murah. Mulai Rp 14-30 ribu, tergantung jenis dan ukurannya. Selain dipajang di teras rumah, Ia rutin mengirimkan ke juragannya yang ada di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
"Sekali kirim biasanya bawa 15-20 sangkar. Hasilnya tidak pasti, kadang Rp 1 juta. Itu pun masih penghasilan kotor," tandas Basuki.
Advertisement