Puluhan Rumah Rusak, Warga Bawean Gresik Tidur di Luar
Warga di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur mengaku trauma masuk rumahnya akibat didera gempa bumi pada Jumat 22 Maret 2024. Selain itu warga juga ketakutan mendekati rumah akibat gempa susulan masih terus terjadi hingga Sabtu Maret 2024.
Menurut Kepala Urusan Kesejahteraan Masyarakat (Kaur Kesra) Desa Suwari, Kecamatan Sangkapura, Bawean, Mas Adiyah, warga di desanya untuk sementara tidur di luar rumah. Penyebabnya, warga trauma karena rumah yang ditempati rusak berat. Selain itu, guncangan gempa terus-menerus terjadi.”Jadi warga trauma mau masuk rumah,” ujar Mas Adiyah pada ngopibareng.id Sabtu 23 Maret 2024.
Mas Adiyah mencontohkan, selain puluhan rumah rusak, juga fasilitas umum seperti Masjid dan sekolahan rusak. Yaitu Masjid Muhammadiyah di Sangkapura, Madrasah Aliyah Sabilul Muttaqin, Mts Maarif 5, TK Muslimat 17 Desa Suwari, dan beberapa fasilitas yang masih dalam pendataan. “Masih banyak rumah rusak dan datanya dalam pengumpulan,” tandasnya.
Dia menyebut, saat gempa pertama, sebagian rumah mulai retak-retak, yaitu pada pukul 11.22 WIB saat masyarakat Bersiap-siap pergi sholat Jumat pada 22 Maret 2024. Setelah itu terjadi gempa susulan yang getarannya masih di bawah gempa pertama. Tetapi setelah terjadi gempa pada pukul 15.52 WIB, kondisinya kian kacau. Warga ketakutan, berlarian, menyelamatkan diri. “Bahkan rumah kami, atapnya ambrol, akibat kerasnya guncangan,” tandasnya.
Sekarang ini, warga Desa Suwari, untuk sementara bertahan hidup di luar rumah. Itu karena warga masih ketakuan masuk rumah. "Rumah rusak, perabotan, barang elektronik rusak. Jadi untuk sementara kami tinggal di luar rumah,” imbuhnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur, BPBD Kabupaten Gresik, dan Pusat Krisis Kesehatan Jatim mulai mengirimkan bantuan logistik ke Pulau Bawean, Sabtu 23 Maret 2024. Pulau Bawean Kabupaten Gresik merupakan wilayah yang paling dekat dengan titik pusat (episentrum) gempa.
Petugas BPBD Provinsi Jawa Timur membawa bantuan berupa logistik pengungsian, berupa 200 lembar selimut, 100 lembar matras, dan 200 lembar terpal. Untuk kebutuhan pangan, BPBD Jatim membawa 100 paket sembako, 50 dus lauk-pauk, 50 dus air mineral, dan 50 dus makanan siap saji.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Gresik membawa perlengkapan dan logistik pengungsian berupa satu tenda darurat, 100 lembar terpal, dua unit motor trail, dan 75 dus makanan siap saji.
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan pendirian tenda darurat tersebut dilakukan, bilamana masyarakat masih cemas untuk tinggal di dalam rumah.
"Dari teman-teman yang berada di kabupaten menyiapkan peralatan berupa peralatan pembangunan tenda, apabila masyarakat khawatir dan tidak tinggal di dalam rumah, maka bisa dibangun tenda untuk pengungsian," ungkapnya, Sabtu 23 Maret 2024.