Puluhan Peserta Ikut Tes DBON UNESA, Tak Lolos Langsung Pulang
Peserta yang memenuhi seleksi akan diterima dalam program pembinaan atlet Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Program ini digelar Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Ada 480 pendaftar. Sebanyak 73 peserta di antaranya mengikuti seleksi di UNESA.
Peserta datang dari berbagai daerah. Peserta terjauh datang dari Kalimantan. Cabang olahraga (cabor) yang diseleksi dan dibina antara lain atletik, panahan, taekwondo, dan renang. Keempatnya masuk dalam 14 cabor yang disiapkan untuk Olimpiade.
Tim DBON, Prof. Dr. Hari Setijono, M.Pd. menjelaskan, seleksi terdiri dari berbagai rangkaian tes dengan sistem gugur. Tahap pertama, peserta mengikuti tes yang mencakup tiga aspek, yaitu ada tes antropometri, tes kesehatan, dan tes biomotor atau tes kemampuan fisik.
Untuk dua tes pertama diselenggarakan di Gedung T4 Fakultas Ilmu Olahraga (FIO). Tes biomotor diselenggarakan di Gor Futsal Internasional UNESA. Hasil tes tahap pertama akan dikirim langsung ke pusat dan diumumkan pada malamnya. Peserta yang tidak lolos atau ada peserta yang bermasalah dengan otot misalnya akan langsung dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
"Sementara yang berhasil lolos bakal mengikuti tahap seleksi berikutnya, yaitu tes skill pada Selasa, 19 Juli 2022," terangnya.
Setelah lolos tes skill, peserta akan masuk ke tahap seleksi akhir yaitu tes psikologi. Seleksi ini dimaksudkan untuk melihat bakat dan mental anak-anak dari sisi psikologisnya.
“Ini kan butuh peserta yang mandiri juga, karena sistem pembinaannya fokus dan jauh dari orang tua. Jadinya memang harus dilihat dari berbagai aspek,” ucap guru besar UNESA.
Setelah tahapan seleksi tersebut, peserta yang lolos akan diumumkan pada 21 Juli 2022. Program pembinaan digelar 27 Juli 2022.
Prof Hari menegaskan bahwa, seleksi tersebut tidak berdasarkan kuota penerimaan peserta, tetapi benar-benar berdasarkan kualifikasi yang ditentukan. Seleksi itu melibatkan tim DBON Kemenpora atau tim pakar empat orang, tim dari induk-induk cabor masing-masing dua orang dan tim dokter serta para psikolog.
Salah satu peserta, Charisya mengatakan, dirinya sudah mempersiapkan diri dengan latihan rutin. Remaja 14 tahun itu menyadari bahwa seleksi ini akan ketat dan detail. Karena itu dia disiplin latihan dua jam pagi dan sore setiap harinya jelang seleksi.
“Semoga bisa diterima dan bisa mengikuti pembinaan di UNESA,” harap peserta asal Tulungagung tersebut.
Advertisement