Puluhan Penyandang Disabilitas di Banyuwangi Terima Alat Bantu, Mulai Kursi Roda hingga Kaki Palsu
Puluhan penyandang disabilitas di Banyuwangi menerima alat bantu. Ada kaki palsu, alat pendengaran, kursi roda hingga tongkat kruk. Pemberian alat bantu ini hasil kerja sama Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi dengan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi.
Penyerahan alat bantu ini dilakukan di kawasan Bandara Banyuwangi, Minggu, 18 Agustus 2024. Penyerahan dilakukan Eksekutif General Manager Bandara Banyuwangi, Johan Seno Acton bersama perwakilan Dinsos PPKB Banyuwangi. "Ada beberapa alat bantu dengar, kruk 20 unit, 12 kursi roda dan kaki palsu 20 unit," jelasnya.
Dijelaskannya, pemberian alat bantu ini bagian dari tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) dari Angkasa Pura II Bandara Banyuwangi. Selain pemberian alat bantu, sebelumnya juga sudah ada kegiatan peningkatan kapasitas untuk warga Desa Kemiren. "Kita mengirimkan warga Desa Kemiren training hospitality ke Bali juga pernah kita lakukan," katanya
Dia menegaskan, TJSL ini sebuah kewajiban bagi perusahaan pada masyarakat sekitar. Baik perusahaan itu untung atau tidak. TJSL untuk membantu lingkungan sekitar dan masyarakat yang membutuhkan meskipun tinggal di luar wilayah sekitar bandara Banyuwangi. "Seperti alat bantu tadi, itu kan gak harus di sekeliling bandara. Desa binaan juga tidak harus di sekeliling bandara," tegasnya.
Dia menyebut, bakti sosial pemberian bantuan alat bantu untuk penyandang disabilitas ini dilakukan bekerjasama dengan Dinsos PPKB Banyuwangi. Sebab yang memiliki data adalah Dinsos PPKB. "Kita gak bisa jalan sendiri tetap harus melibatkan pemerintah kabupaten, khususnya Dinas Sosial," ujarnya.
Kepala Bidang Pemberdayaan dan Rehabilitasi Sosial Dinsos PPKB. Khoirul Hidayat, mengatakan, jumlah penyandang disabilitas di Banyuwangi cukup banyak. Ketika seluruhnya ditanggung sendiri oleh pemerintah daerah tentu tidak akan optimal. Sebab ada keterbatasan anggaran.
Dia berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan lain di Banyuwangi untuk melakukan kolaborasi memberikan bantuan khususnya bagi difabel. Dinsos juga akan terus melakukan koordinasi dengan perusahaan lain untuk melakukan kegiatan yang sama. "Supaya kemampuan maupun kualitas hidup mereka (penyandang disabilitas) bisa meningkat dan lebih sejahtera," pungkasnya.
Salah satu penerima bantuan kaki palsu, Saelan, 43 tahun mengaku, kaki palsu yang diterimanya sangat membantu dirinya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Warga Desa Kedaleman, Kecamatan Rogojampi, Banyu6 ini mengaku sehari-hari dirinya bekerja sebagai karyawan pabrik "Sangat membantu, sebelumnya sudah pernah punya kaki palsu, tapi tidak nyaman. ini sangat nyaman," ujarnya.