Puluhan Penyandang Disabilitas dapat Bantuan Kaki Palsu
Puluhan disabilitas di Jawa Timur mendapat bantuan kaki palsu dari Rotary Club Surabaya Timur. Saat ini, tercatat ada 50 orang disabilitas yang membutuhkan kaki palsu untuk bisa beraktivitas kembali atau bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.
Bantuan kaki palsu itu akan diberikan secara bertahap. Hari ini, ada tujuh orang sudah melakukan pemeriksaan dan pengukuran di bengkel Kapal Than Must Soegenk (Mirtha Production) di Kelurahan Kauman, Kecamatan Mojosari, Mojokerto.
Pantauan di lokasi, para penerima bantuan kaki palsu buatan Sugeng Siswoyudo dari Mojosari, Jawa Timur, disediakan sesuai kebutuhan pemakai. Mereka yang mendapatkan bantuan kali ini berasal dari komunitas disabilitas dari Kabupaten Blitar.
Presiden Rotary Club Surabaya Timur, Niniek Soetini mengatakan, Rotary club adalah organisasi bertaraf internasional yang bergerak dibidang sosial kemanusiaan. Beberapa area fokus sudah ditangani club yang tersebar di seluruh dunia ini.
Di antaranya, Polio-Plus, kegiatan kemanusiaan yang membantu menghapuskan polio. Rotary Youth Exchange, kegiatan program pertukaran pelajar. Ambassadorial Scholarships, kegiatan program tertua Rotary Club, sebuah program beasiswa dan Shelter Box, sebuah program bantuan untuk bencana dalam bentuk makanan, obat, dan masker.
"Saat ini kita ada di kaki palsu, ini termasuk yang kesehatan. Untuk itu kita kerja sama dengan komunitas disabilitas, jadi kita mengetahui kebutuhan mereka. Kita fokus kepada kaki palsu, karena kalau kita jalan kakinya tinggal satu itu kan sangat terikat sekali," kata Niniek kepada wartawan, Kamis 9 Juni 2022.
Menurut Niniek, permintaan bantuan kaki palsu kian meningkat. Kali ini ia mengajukan sebanyak 50 bantuan kaki palsu untuk penyandang disabilitas.
"Sebanyak 50 kaki palsu ini kita bikin proposal untuk mengajukan bantuan. Saat ini, kita dapat bantuan dari Rotary club Cloppenburg Germany," tegasnya.
Meski begitu ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh penerima bantuan kaki palsu. Selain keluarga kurang mampu juga ada syarat-syarat tertentu yang harus disertakan saat mengajukan bantuan.
"Syaratnya usia di bawah 60 tahun. Kemudian harus masih aktif beraktivitas, seperti ibu rumah tangga. Dia yang mengurus semua pekerjaan rumah, beliau layak menjadi penerima manfaat," ujarnya.
Niniek berharap, bantuan kaki palsu ini dapat membangkitkan kehidupan para disabilitas agar bisa bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.
"Ada satu perempuan asal Blitar yang dulunya hanya diam di rumah sekarang sudah bisa naik motor. Jadi dia sekarang bisa kerja antar jemput anak sekolah," tandas Niniek.
Salah satu penerima bantuan kaki palsu Indar Umiarsih. Perempuan 29 tahun asal Blitar ini mengaku senang dapat bantuan kaki palsu. Sehingga aktivitasnya dalam menjalankan pekerjaannya sebagai tukang antar jemput anak sekolah tetangganya.
"Sebelumnya tidak bisa ke mana-mana, setelah dapat kaki palsu Alhamdulillah bisa bantu suami cari nafkah," tuturnya.
Perempuan anak satu yang kaki kirinya tak utuh sejak lahir itu tidak pernah mengeluh dengan kondisinya. Ia memotivasi kepada para penyandang disabilitas agar tetap semangat bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.
"Saya antar jemput anak tetangga, gajinya 500 ribu rupiah satu bulan," pungkasnya.
Advertisement