Tuntut Pengurangan UKT Saat Pandemi, Mahasiswa UB Demo Rektorat
Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah (Amarah) Brawijaya melakukan aksi menuntut diturunkannya uang kuliah tunggal (UKT) dan transparansi keuangan UB, Kamis 18 Juni 2020.
Pantauan Ngopibareng.id, aksi berlangsung dengan menerapkan protokol kesehatan covid-19. Tampak, puluhan mahasiswa memakai masker, membawa hand sanitizer dan menerapkan physical distancing sepanjang pelaksanaan aksi.
Mereka melakukan longmarch yang dimulai dari Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB, kemudian Gerbang Veteran UB dan berakhir di depan Gedung Rektorat UB. Sepanjang melakukan longmarch, para massa aksi menyanyikan lagu Darah Juang.
"Yang kami tanyakan, selama masa pandemi ini kegiatan belajar-mengajar sepi. Dilihat dari Laporan Keuangan UB. Pengeluaran yang paling besar itu adalah beban Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN)," ujar Humas Amarah Brawijaya, Ragil Ramadhan pada Kamis 18 Juni 2020.
Maka dari itu, Ragil menuntut adanya transparansi laporan keuangan UB di masa pandemi karena tidak ada kegiatan belajar-mengajar secara tatap muka selama pandemi.
Selain itu, Ragil juga menuntut agar ada penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari pihak UB. Karena, menurut survei yang dilakukan Amarah Brawijaya melalui kuesioner, terdapat beberapa mahasiswa yang orangtuanya dirumahkan dan di PHK pada masa pandemi.
"Berdasarkan survei yang kami lakukan. Jumlahnya bisa di atas 50-an orang," ujarnya.
Saat ini massa aksi masih melakukan orasi di depan Gedung Rektorat dan aksi tersebut juga dihadiri oleh Wakil Rektor III UB, Abdul Hakim untuk melakukan dialog secara terbuka.