Aksi Omnibus Law, Sejumlah Mahasiswa Surabaya Dikabarkan Hilang
Pasca demo menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja di Gedung Negara Grahadi, Surabaya pada Kamis, 8 Oktober 2020, beberapa mahasiswa dari PTN ataupun PTS di Surabaya dikabarkan hilang hingga saat ini.
Seperti, dua mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang tergabung dalam Lembaga Pers Kampus (LPK) Gema, yakni Muhammad Edwin A yang merupakan Pimpinan Redaksi LPK Gema, dan Moch. Fahmy Rizky Redaktur Media LPK Gema belum kembali ke rumah.
Kepala Humas Unesa Vinda Maya membenarkan, jika kedua mahasiswa yang tergabung dalam LPK Gema Unesa hingga hari ini belum kembali ke rumah. "Benar Mbak, ada beberapa mahasiswa izin (ikut demo)," kata Vinda ketika dikonfirmasi, Jumat, 9 Oktober 2020.
Vinda menjelaskan, terkait hal ini pihaknya akan berkoordinasi dan menelusuri keberadaan dua mahasiswanya tersebut. "Mahasiswa anggota Pers Kampus Gema sekarang sedang di Polrestabes untuk upaya menjemput Edwin dan Fahmy. Kami dari kampus sedang mencoba berkoordinasi dan mengupayakan keselamatan mahasiswa kami," pungkas Vinda.
Selain mahasiswa Unesa, 11 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS) juga dikabarkan belum kembali ke rumah hingga saat ini. Bahkan, mahasiswa UMS juga berencana akan mengelar aksi di Polda Jawa Timur hari ini Jumat, 9 Oktober 2020 jika hingga pukul 12.00 WIB, 11 temannya belum dibebaskan.
Cahyaningrat Adhi Pratama, korlap Aksi lapangan mahasiswa UMS mengatakan, aksi tersebut dilakukan untuk meminta kebebasan bagi teman-temannya. "Benar Mbak, ada 11 orang teman kami yang diamankan di Polda Jatim,"kata Cahya saat dihubungi Ngopibareng.id.
Cahya mengungkapkan, Subuh tadi dirinya berhasil menghubungi salah satu temannya yang diamankan dan diketahui salah satu temannya ada yang terluka di bagian kepala. "Sudah ada kabar subuh tadi mereka boleh pegang HP. Tapi saat ini tidak bisa dihubungi lagi. Ada kawan kami yang luka kepalanya bocor karena dipukul oleh aparat," imbuhnya.
Ia pun menambahkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak kampus UMS, pihak kampus pun juga akan berupaya untuk membebaskan para mahasiswanya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh elemen di kampus dan pimpinan daerah Muhammadiyah. Akan membantu dalam pembebasan kawan-kawan di Polda Mbak. Jika kawan-kawan kami jam 12 belum dibebaskan, maka kami akan ke Polda dengan pihak kampus," katanya menegaskan.
Advertisement