Mahasiswa Papua Turun Aksi di Grahadi, Tuntut Militer Ditarik
Puluhan massa yang mengatasnamakan dirinya Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya, di depan Gedung Negara Grahadi, Sabtu, 1 Mei 2021. Untuk peringati 58 tahun pengambilan wilayah Papua oleh Indonesia.
Juru Bicara AMP Surabaya, Ever Walela mengatakan, 1 Mei merupakan hari dilakukanya perjanjian baru. Dan hingga kini, mereka masih menolak pengambilalihan wilayah tersebut. “Aneksasi tersebut dilakukan dalam perjanjian tanpa melibatkan orang Papua, yang dilakukan antara Amerika, Indonesia dan PBB,” kata Ever, ketika ditemui di lokasi.
Oleh karena itu, kata Ever, puluhan mahasiswa tersebut menginginkan agar pemerintah Indonesia segera menyelesaikan permasalahan yang terjadi sejak tahun 1963 tersebut, hingga tuntas. “Maka dari itu, kami minta kepada negara republik indonesia skaligus rezim untuk segera mengusut dan segera menyelesaikan persoalan sejarah Papua,” jelasnya.
Tak hanya itu, lanjut Ever, massa juga mendesak pemerintah agar menarik kembali tentara yang saat ini sudah dikirimkan di wilayah Papua, mulai dari Nduga, Intan Jaya dan Puncak Jaya. “Kami meminta juga kepada Negara Indonesia untuk segera menarik militer. Sekarang lagi masifnya pengiriman militer, dan kemudian operasi-operasi militer yang dilakukan,” ujarnya.
Selanjutnya, Ever juga meminta agar pemerintah segera mencabut status organisasi teroris yang dijatuhkan pada Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). “Segera selesaikan soal label teroris. Kami mendesak Republik Indonesia segera mencabut pernyataan tersebut,” tutupnya.
Berdasarkan pantauan Ngopibareng.id, sempat terlihat adanya ketegangan dalam demo mahasiswa Papua tersebut. Sebab, aksi damai mereka, dihadang oleh sekelompok orang.