Puluhan Karyawan TRS Menanti Kejelasan Nasibnya
Buntut dicabutnya Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) dan disegelnya Taman Remaja Surabaya (TRS) oleh Pemerintah Kota Surabaya, membuat nasib karyawan yang bekerja di taman hiburan legendaris Kota Pahlawan itu menjadi terkatung-katung.
Setidaknya ada 80 karyawan yang kini mulai resah soal masa depan pekerjaanya. Pimpinan Unit Kerja (PUK) atau perwakilan karyawan TRS Selamet Suyoto, mengatakan pihaknya sebenarnya masih menginginkan perusahaan mereka tetap bertahan.
"Sebetulnya teman-teman (karyawan) mengharapkan TRS ini gak ditutup, karena disini tempat satu-satunya kami untuk mencari nafkah untuk keluarga," kata Selamet, 60 tahun, saat ditemui di TRS, Senin, 3 September 2018.
Selamet mengatakan, seluruh karyawan yang bekerja di TRS, sudah menempuh massa kerja lebih dari 10 tahun lamanya. Sedangkan dirinya sendiri bahkan sudah menggantungkan nasibnya di taman hiburan ini sejak tahun 1985.
"Di sini, karyawan yang paling baru itu usia kerjanya 10 tahun, kalau saya sudah 34 tahun," kata Supervisor Teknis di TRS, ini.
"Kalau pengangguran nanti teman-teman juga susah untuk cari pekerjaan, kalau saya memang sudah waktunya pensiun, tapi teman-teman lain yang masih usia produktif, anaknya masih kecil-kecil masih butuh biaya untuk anaknya sekolah," tambah Selamet, sembari menunjuk rekan kerjanya.
Maka, kata dia, sayang bila TRS yang sudah berpuluh tahun bersama dirinya ini harus ditutup begitu saja. Menurutnya, setiap karyawan, pasti mempunyai memori manis di taman hiburan yang sudah ada sejak 1970-an ini.
Saat pertama kali mengetahui tempat kerjanya disegel oleh Pemkot Surabaya, Selamet mengaku kaget. Ia mengatakan, pada 31 Agustus 2018, lalu sejumlah petugas Satpol PP mendatangi tempatnya bekerja, lalu membentangkan garis kuning di gerbang dan pintu masuk.
Kendati telah disegel, satu gerbang samping TRS tetap dibuka, untuk dilewati para karyawan yang hendak melakukan perawatan wahana di sisi dalam. Hal itu kata Selamet, merupakan permintaan dari atasannya, agar para karyawan ini tetap bekerja.
"Kita nunggu sambil bersabar, kita tetap bekerja, karena kita tidak boleh operasional, tapi kita kan tetap punya wahana, nanti wahana inilah yang kita jaga, kita rawat, sewaktu-waktu wahana ini dibutuhkan kami sudah siap," ujar dia.
Pantauan ngopibareng.id di lokasi, puluhan wahana yang berada di TRS kini memang sudah berhenti dioperasikan. Di antaranya yakni Mini Combat, Twist Aladin, Super Rally, Kiddy Boat, Typhoon Coaster, Red Baron, dan lainnya kini nampak terhenti. (frd/amr)
Advertisement