Pulihkan Ekonomi, Pemkot Malang Andalkan Sektor Ekonomi Kreatif
Ekonomi Kota Malang pada Maret 2021 terkoreksi mengalami pelemahan di angka minus 2,2 persen.
Walikota Malang, Sutiaji mengatakan, lemahnya ekonomi tersebut disebabkan oleh faktor pandemi Covid-19, sektor jasa yang selama ini menjadi pendorong pertumbuhan juga ikut terpukul.
Sutiaji mengatakan untuk merespon kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) akan mengandalkan sektor ekonomi berbasis digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor ekonomi tersebut dianggap bisa adaptif dengan kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
“Yang harus kami kuatkan di ekonomi kreatifnya. Karena Kota Malang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang luar biasa," ujarnya, Jumat 9 April 2021.
Sutiaji menambahkan, Kota Malang memiliki 151 pelaku ekonomi kreatif yang kemudian akan didorong memanfaatkan digitalisasi e-commerce.
"Karena Kota Malang ditopang oleh 21 perguruan tinggi dengan menghasilkan sekitar 4.800 lulusan pertahunnya. Dan Ini kami kuatkan melalui co-workong space untuk percepatan pemulihan ekonomi," katanya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang Azka Subhan Aminurridho mengatakan, Kota Malang memang memiliki modal sumber daya manusia, suprastruktur, dan komunitas yang sangat mendukung ekosistem ekonomi kreatif. Sebanyak 50,65 persen penduduk adalah generasi milenial dan gen Z.
“Ekonomi kreatif berbasis digital dipandang relatif tangguh menghadapi dampak ekonomi pandemi,” ujarnya.
Azka melihat ada tiga subsektor telah ditetapkan sebagai prioritas dan unggulan dari Kota Malang yaitu game dan aplikasi, film, video dan animasi, serta kuliner.
Kata Azka, BI optimis bahwa tiga fokus program yang telah ditetapkan dan terus berjalan meskipun di tengah pandemi.
“Salah satunya adalah pembangunan Malang Creative Center sebagai pusat inkubasi ekonomi kreatif yang ditargetkan rampung 2022,” katanya.