Pulau Bali Aman, Hanya Tersisa 2 Persen Masih Level IV
Simpang siur kondisi terkini yang masih melanda Pulau Bali pasca aktivitas Gunung Agung ditepis jauh-jauh. Terakhir, Menkomar RI keluarkan surat untuk megaskan bahwa Bali dan Bandara Ngurah Rai sudah sangat aman.
Pemerintah dengan detail dan seksama terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung. Hasilnya, kepariwisataan di Bali dinyatakan aman dan boleh dikunjungi wisatawan. Status Bali turun menjadi Waspada atau level II.
Kecuali pada radius 10 km dari pusat erupsi Gunung Agung yang masih Awas atau level IV. Penegasan melalui surat itu mengakhiri kesimpangsiuran soal status Bali. Hanya 2% di seputar gunung saja yang masih level IV. Pulau Bali aman.
Surat penegasan itu dilayangkan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia, Agus Purwoto, dialamatkan ke Kementerian Pariwisata pada Rabu (20/12).
Sesmenkomar Agus menyebutkan, surat itu berdasarkan rapat pembahasan mengenai status Gunung Agung pada 15 Desember lalu di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman. Rapat itu lengkap dihadiri semua stakeholder, terkait Gunung Agung.
Surat tersebut juga merujuk pada paparan vulkanologis dalam rapat koordinasi di Kemenkomar itu. Kemudian juga diperkuat dengan analisa dari BMKG. Simpulannya, Bandara Ngurah Rai aman.
Kendati demikian, Pemerintah Daerah Provinsi Bali beserta seluruh aparat keamanan diimbau untuk mengambil langkah tindak dan tanggap cepat bila keadaan berubah.
Rapat selain Menko Bidang Kemaritiman, turut hadir Menteri Perhubungan, Kepala BMKG, Polda Bali, Pangdam IX/Udayana dan sejumlah pejabat daerah Provinsi Bali.
Sebenarnya hal ini sudah disampaikan Menkomar Luhut B Pandjaitan tanggal 15 Desember 2017. Status gunung itu ada 4 level. Yakni Aktif normal (Level 1), Waspada (Level 2), Siaga (Level 3), dan Awas (Level 4). “Bali dinyatakan aman, di level 2, kecuali di radius 6-10 km yang level 4,” jelasnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan pemerintah selalu memperhatikan secara detail perkembangan Gunung Agung. Hal ini guna memberi rasa aman dan nyaman bagi kehidupan pariwisata di Bali. Yang menjadi kehidupan utama masyarakat Bali.
"Di tengah keamanan ini, sudah saatnya industri dan seluruh stakeholder untuk dapat bersama-sama melakukan recovery Bali," ujar Menpar Arief Yahya.
Bagi wisatawan mancanegara, sejatinya bukan pada status gunung yang membuat khawatir. Tetapi penutupan bandara yang membuat mereka repot mencari escape dari Pulau Dewata.
Adanya surat resmi ini, Menpar Arief pun mengajak industri bergerak lagi. Sektor 3A, Amenitas (Akomodasi), Atraksi dan Akses untuk bergotong royong membuat paket bersama. Paket Hot Deals namanya, menggabungkan 3A itu, dengan menggunakan excess capacity, dan dijual lebih murah.
Program ini secepatnya harus dijalankan, untuk recovery Bali, dan dipromosikan besar-besaran, hingga Maret 2017. Agar liburan Imlek 2018 bisa dihandle dengan optimal.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sudah melontarkan hal itu dalam rapat Paket Hot Deals dan usulan Recovery Bali di kantor Badan Promosi Pariwisata Daerah. Rapat ini dihadiri Bali Tourism Hospitality dan perwakilan asosiasi pariwisata seperti PHRI, GIPI, ASITA, dan HPI.
Hasil rapat ini dijadikan masukan untuk Presiden Joko Widodo. Presiden akan melakukan rapat terbatas membahas mengenai Dampak Letupan Gunung Agung yang rencananya dihelat besok, 22 Desember, di Bali. (*)
Advertisement