AC Kereta Mati, Manajemen Madura United Sempat Ancam Gugat PT KAI
Manajemen Madura United mengancam akan menggugat PT KAI ke meja hijau. Alasannya, pendingin udara di Kereta Ranggajati yang ia tumpangi mati, sehingga mereka dan penumpang lainnya kepanasan.
Dari keterangan pihak Madura United, rombongan manajemen Madura United mengeluh saat perjalanan kembali ke Madura, usai melawat ke kandang PSIS Semarang dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2019, Selasa 17 Desember 2019. Pasalnya, kereta api yang ditumpangi mengalami kendala pengatur suhu ruangan yang mati.
Rombongan manajemen Madura United yang terdiri tujuh orang itu berangkat dari Yogyakarta menuju ke Surabaya menggunakan Kereta Api Ranggajati.
"AC mati. Matinya dari Madiun sampai Surabaya. Kasihan itu anak-anak kecil (banyak yang nangis)," ujar staf Madura United, Hadi, Rabu 18 Desember 2019.
Permasalahan matinya pendingin ruangan di kereta api ini dibenarkan penumpang lainnya, Soleh. Semua gerbong di rangkaian Kereta Api Ranggajati tidak berfungsi. Banyak penumpang yang juga mengeluh kepanasan.
Dirut Madura United Zia Ulhaq mengaku kecewa dengan pelayanan kereta api Ranggajati. Pihaknya berharap ada permintaan maaf dari PT KAI.
"Harusnya dari Madiun mereka bilang mohon maaf, bapak menunggu atau ganti transportasi lain. Banyak penumpang berdiri di antara gerbong dalam keadaan cepat. Itu kan bahaya," bebernya.
Dirinya mengaku akan menuntut manajemen PT KAI ke pengadilan jika tidak kunjung memberikan permohonan maaf ke media.
"Memang ada uang pengganti dari PT KAI. Tapi kan ini tidak hanya sekadar uang, seharusnya mereka juga meminta maaf sejak awal," katanya.
Sementara itu, dalam keterangan resminya Manager Humas PT KAI Daop 7 Ixfan Hendriwintoko meminta maaf atas gangguan kelistrikan di Kereta Api Ranggajati.
Ia menjelaskan kejadian rusaknya gerbong genset tersebut saat kereta api masuk Stasiun Madiun. Padahal saat berangkat dari stasiun awal tidak ada masalah.
"Untuk ini saya menyampaikan permohonan maaf atas terganggunya pelayanan kami sehingga menjadi tidak nyaman," kata Ixfan.
Karena ada gangguan dan kelambatan, sesuai standar operasional, maka PT KAI berkewajiban memberikan service recovery. Kemudian diberikan snack dan minum jika kelambatan lebih dari tiga jam, dan pengembalian bea sebesar 50 persen jika pendingin ruangan tidak berfungsi.
Tidak hanya itu, pengembalian bea 100 persen juga akan diberikan kepada penumpang yang dari stasiun keberangkatan membatalkan perjalanannya.
"Ada 649 penumpang umum dan 1 penumpang reduksi pegawai di perjalanan ini. Sekali lagi kami sampaikan mohon maaf," tandasnya.
Dengan permintaan maaf yang disampaikan oleh pihak PT KAI Daop 7 ini, ancaman gugatan yang akan dilayangkan manajemen Madura United pun dipastikan batal dilakukan.