Pulang dari Papua, Rombongan KONI Jatim Positif Covid
Rombongan KONI Jatim yang melakukan kunjungan kerja ke Papua, sebagian besar dinyatakan positif Covid-19. Rombongan terdiri dari 7 orang, dipimpin Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung. Mereka ke Papua untuk mempersiapkan kontingen KONI asal Jatim yang akan mengikuti PON bulan Oktober 2021, antara lain memastikan penginapan untuk atlet serta meninjau persiapan beberapa venue.
Lima diantara rombongan KONI Jatim itu masing-masing adalah Erlangga Satriagung (Ketua Umum KONI Jatim), M. Nabiel (Ketua Harian), Sumaniya (Bendahara), Dwi Budiono Setiawan (Wakil Sekretaris Umum V) dan Abu Bakar Yarbo (Bagian Media Humas). Dua orang lainnya dari KADIN Jatim.
Sebenarnya protokol kesehatan telah dilakukan secara ketat. Sebelum terbang ke Papua dari Bandara Juanda Senin 1 Februari 2021, mereka telah melakukan swab PCR dengan hasil negatif untuk semua anggota rombongan.
Setibanya di Papua, Rabu tanggal 3 Februari kembali dilakukan swab karena batas berlakunya hasil swab yang akurat hanya berlaku selama dua hari. Bahkan sopir yang melayani rombongan saat melakukan kunjungan juga diminta untuk melakukan swab, sebagai upaya prefentif agar terhindar dari penularan. Pemakaian masker, cuci tangan dengan sabun serta menjaga jarak, terus menerus diterapkan ke manapun rombongan bergeser.
Tetapi ternyata covid tetap saja mampu menembus benteng yang ketat itu. Dari hasil swab terakhir itu, salah seorang dari anggota rombongan dinyatakan positif, segera saja diminta untuk pulang ke Surabaya.
Hari Jumat tanggal 5 Februari rombongan yang tersisa itu kembali melakukan swab PCR di Klinik Bayangkara Jayapura. Hasilnya semua negatif. Sebelum pulang ke Surabaya, kembali dilakukan swab PCR, hasilnya semua negatif.
Hari Sabtu tanggal 6 Februari, rombongan kembali ke Surabaya. Sampai di Surabaya, setelah mendarat di Juanda, rombongan tidak langsung pulang ke rumah masing-masing, melainkan sekali lagi melakukan swab PCR di rumah sakit yang tak jauh dari bandara, yaitu RS Sheilla Medika.
Hasil tes swab PCR di RS Sheila Media cukup mengejutkan, empat orang dinyatakan positif, sedang dua lainnya yaitu Dwi Budiono Setiawan dan Abu Bakar Yarbo dinyatakan negatif. Keempat orang yang positif segera melakukan isolasi mandiri, sedang Dwi Budiono yang akrab dipanggil Budi Bola dan Abu Bakar Yarbo langsung pulang ke rumah.
Meskipun hasil keduanya negatif, tetapi dari konsultasi dengan dokter relasi, keduanya dianjurkan untuk tes swab lagi. Keduanya mengikuti anjuran untuk melakukan tes swab PCR, Jumat 12 Februari, hasilnya positif.
Dwi Budiono Setiawan segera melakukan isolasi mandiri, sedangkan Abu Bakar Yarbo, yang pada perkembangannya muncul gejala suhu meningkat serta lambung terasa sakit, hari Sabtu segera masuk RS. Hingga kini, Abu Bakar Yarbo masih dirawat RSKI (Rumah Sakit Khusus Infeksi) di lingkungan RSUA (Rumah Sakit Universitas Airlangga).
Doa dari teman-teman di beberapa grup WhatsApp wartawan bertebaran untuk Abu Bakar Yarbo dan Dwi Budiono Setiawan. Keduanya memang berprofesi sebagai wartawan. Dwi Budiono di Tabloid Bola, sementara Abu Bakar mengawali kariernya di harian Memorandum.
Doa para wartawan juga untuk Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung yang menjalani isolasi di sebuah rumah sakit, serta untuk M. Nabiel dan Sumaniya yang lakukan isolasi mandiri di rumahnya. Dua anggota rombongan dari KADIN isolasi di rumah sakit.
Rombongan KONI Jatim yang melakukan kunjungan kerja ke Papua tersebut sebenarnya dalam waktu sepekan sudah berkali-kali menjalani tes swab PCR. Tetapi mengapa masih juga tertular, bahkan semuanya?
Dr Wardi Ashari Siagian, yang dalam kepengurusan KONI Jatim menjadi Wakil Sekretaris Umum II berpendapat, kasus ini menunjukkan makin perlunya standarisasi peralatan untuk mendiagnosa pasien.
Di Papua, peralatan diagnostik amat terbatas. Mungkin di Jayapura ada peralatan diagnostik yang memenuhi standar. Tetapi di tempat-tempat lain yang makin terpencil apakah ada, tanyanya.
"Jangankan di Papua. Di Surabaya saja diagnosa rumah sakit yang satu dengan rumah sakit lainnya bisa berbeda. Misalnya seseorang periksa di satu rumah sakit, sejam kemudian tes lagi di rumah sakit lainnya, hasil tesnya bisa saja berbeda. Belum ada kesamaan standar diagnostik seperti ini bisa menyebabkan bias dalam mengambil kesimpulan," kata dr Wardi.
PON Papua memang baru dilaksanakan Oktober mendatang. Masih sekitar setengah tahun lagi. Tetapi apakah nantinya cukup aman bagi para atlet yang akan berdatangan dari seluruh wilayah Indonesia, kalau melihat kasus rombongan KONI Jatim ini?
"Saya berharap pada vaksinasi yang sekarang sedang berjalan. Vaksinasi sudah dilakukan secara bertahap, saya berharap para atlet juga segera dimasukkan agenda tahapan vaksinasi. Sebab mereka berkumpul itu bukan hanya pada saat pelaksanaan PON bulan Oktober mendatang, tetapi saat ini mereka juga sudah menjalani pemusatan latihan di daerah masing-masing. Vaksinasi terhadap para atlet menurut saya penting untuk segera dilakukan," kata dr. Wardi Ashari Siagian.