Puji Model Keberagamaan di Indonesia, Dubes Rusia: Toleransi Unik
Perayaan hari besar dari seluruh agama yang dirayakan di Indonesia, dinilai menjadikan negara ini unik dengan toleransi masyarakatnya.
“Yang saya suka dari Indonesia adalah Anda merayakan banyak hal. Itu membuat negara Anda begitu unik. Anda merayakan Idulfitri, Anda merayakan Natal, Anda merayakan hari raya Hindu yang luar biasa. Saya pikir itu menyoroti betapa tolerannya masyarakat Anda dan dalam arti yang membuat kita semakin dekat.”
Demikian Duta Besar (Dubes) Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva, memuji harmonisasi keberagaman Agama di Indonesia. Hal diungkapkan saat Buka Puasa Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Rabu 20 April 2022.
Lyudmila Vorobieva, menyebut, meski bukan merupakan perayaan keagamaan secara nasional, namun Idulfitri juga dirayakan di penjuru negeri di Rusia.
“Di Rusia, Ramadan dan Idulfitri bukan merupakan perayaan utama. Tapi, muslim di seluruh penjuru negeri tentu saja merayakannya. Meskipun, bukan merupakan hari libur nasional. Namun, hanya untuk di wilayah Rusia dimana terdapat populasi muslim,” tambahnya.
Perayaan Uraza-Bairam
Di Rusia perayaan Idul Fitri dikenal dengan istilah Uraza-Bairam.
Menurut Lyudmila, tradisi beragama di Rusia tidak beda dengan di Indonesia, yakni umat berbeda agama hidup berdampingan dan saling menghormati. Bahkan, saling berkunjung di setiap perayaan hari besar.
“Karena di Rusia, kami sebenarnya memiliki tradisi yang sama. Kami hidup rukun, orang-orang dari budaya yang berbeda dan agama yang berbeda. Jika Anda datang ke Tatarstan, Anda bisa melihat masjid dan gereja berdiri bersama. Dan orang-orang yang datang saling mengunjungi saat Natal, umat Islam mengucapkan selamat kepada umat Kristen. Selama Uraza-Bairam (Idulfitri), umat Kristen mengucapkan selamat kepada umat Islam dan mereka merayakan bersama,” papar Dubes Rusia.
“Saya pikir itu luar biasa karena semua agama hampir sama. Ini tentang cinta, toleransi, dan perdamaian,” tambahnya.
Ia berharap, perayaan hari besar keagamaan dapat dirayakan dengan lebih semarak, seiring dengan pulihnya dunia dari pandemi Covid-19.
“Sayangnya dua tahun terakhir, perayaan-perayaan hari keagamaan bukan perayaan besar. Jadi saya berharap semua perayaan ini akan menjadi lebih besar, karena Covid pulih dan akan pergi pada akhirnya,” tandas Vorobieva.
Advertisement