Publik Perlu Tahu Kehebatan TNI
TNI kita yang dalam sejarahnya berasal dari rakyat sudah sejak lama menorehkan berbagai prestasi yang mengagumkan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sayangnya kemajuan dan kehebatan TNI itu jarang yang diketahui publik secara luas, karena nampaknya berita tentang TNI itu tidak se – sexy berita tentang dinamika politik pilkada atau berita korupsi pejabat negara dan selebrities yang selingkuh.
Karena itu tidak semua diantara kita ini mendengar khabar yang mengagumkan misalnya – berita tentang prajurit Kostrad TNI AD kembali mendominasi perolehan medali kejuaraan internasional dalam kompetisi Australia Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017 yang berlangsung di Puckapunyal Military Area, Victoria, Melbourne, Australia.
Hingga 20 Mei 2017 pukul 19.00 WIB, Indonesia masih bertengger di posisi puncak dalam klasemen sementara dengan perolehan medali 13 Emas, 2 Perak, dan 4 Perunggu. Adapun tuan rumah Australia, menduduki peringkat kedua dengan perolehan 5 Emas, 11 Perak dan 8 Perunggu, sedangkan tentara AD dari negara adidaya Amerika Serikat hanya memperoleh 1 medali emas.
The Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2017 digelar sejak 5 Mei 2017 dan berakhir pada 26 Mei 2017, di Area Militer Puckapunyal, Victoria, Australia. Kompetisi ini diikuti militer berbagai negara, termasuk Indonesia.
Tujuan diselenggarakannya AASAM adalah untuk meningkatkan kemampuan operasional prajurit Angkatan Darat melalui keterampilan peperangan yang ketat, penuh rintangan dan combat yang difokuskan pada kemampuan prajurit.
AASAM adalah keterampilan bertarung tempur pada kompetisi senjata yang mencakup sistem senjata ringan yang dipakai saat ini, yang bersaing pada tingkat individu dan unit. Adapun pelatihan ini difokuskan pada penerapan senjata yang akurat yang mendasari keberhasilan operasional dan misi.
AASAM juga menguji secara cermat kemampuan dan keahlian petembak yang bersaing secara individual dan berkelompok, untuk memberikan patokan (benchmark) untuk memvalidasi standar petembak, peralatan, sistem pelatihan untuk individu dan tim, yang bersaing secara internasional.
Sebelumnya, pada AASAM 2016 tahun lalu Prajurit Kostrad TNI AD juga berhasil mendominasi perolehan medali yang juga berlangsung di Puckapunyal Military Area, Victoria, Melbourne, Australia yang diselenggarakan pada 3-30 Mei 2016.
Pada saat itu, kontingen TNI AD yang bertanding di Melbourne tersebut berjumlah 19 orang dengan komandan kontingen Mayor Inf. Safrudin yang menjabat sebagai Kasi Operasi Staf Operasi Divisi Infanteri 1 Kostrad.
Hebatnya gelar sebagai juara umum yang diraih TNI AD ini merupakan gelar diperoleh secara berturut-turut dari tahun 2008 hingga 2014. Padahal pesaing TNI AD itu adalah tentara-tentara dari negara-negara yang diantaranya adalah negara maju seperti Negara di kawasan Asia Pasifik yaitu, Australia, Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jepang, Filipina, Thailand, Timor Leste, Papua Nugini, Singapura, Brunai Darussalam, New Zealand, New Caledonia, Papua Nugini dan Tonga.
Yang lebih membanggakan adalah dalam ajang kompetisi itu TNI AD menggunakan senapan, pistol, senapan otomatis (SO) dan gabungan senapan dan SO yang nota bene adalah produk dalam negeri yaitu produk PT Pindad (Persero) antara lain senapan serbu SS2-HB (Heavy Barrel), senapan Mesin SM-2 dan SM-3 serta pistol G2 versi Elite; yang reputasinya tidak kalah dengan senjata-senjata buatan negara maju seperti M16 dan AK47.
Biasanya orang memicingkan sebelah mata ketika mendengar kata “produk dalam negeri”. Tapi keberhasilan TNI AD selama berkali-kali dalam kompetisi itu membuka mata kita bahwa karya anak bangsa bisa menghantarkan TNI kita berhasil di kancah kompetisi internasional. Publik juga jarang yang mengetahui bahwa lembaga-lembaga litbang dilingkungan TNI dan upaya TNI untuk menjaring para peneliti anak-anak muda demi kemajuan TNI.
Misalnya dalam menyambut HUT TNI yang ke 69 lalu, ada sepuluh anak bangsa ini memperoleh penghargaan TNI atas jerih payahnya menciptakan teknologi untuk kemajuan TNI. Salah satunya adalah Bambang Riyanto dari IPB. Dia bersama dengan dua rekannya yang dosen di Departemen Teknologi Hasil Perairan dan Departemen Fisika menciptakan tekonologi tinggi anti radar dari
Peraih penghargaan TNI lainnya adalah para peneliti muda dari Litbang TNI AD yang merangcang bangun senjata Dopper, Litbang TNI AL membuat prototipe swamp boat dan Litbang TNI AU membuat bom tajam BT – 500 untuk pesawat standar NATO. Litbang ketiga Angkatan itu juga membuat teknologi non-alutsista seperti TNI AD menciptakan indeks vegetasi citra satelit peningdraan jarak jauh untuk mendeteksi samaran pasukan musuh di medan tertutup; dan lain-lain penemuan baru yang berguna untuk kemajuan TNI. Gambaran diatas hanyalah sebagian kecil dari pencapaian TNI selama ini, yang publik tidak banyak yang tahu.
Biasanya berita yang meluas tentang TNI hanyalah hal-hal yang terjadi masa lalu, soal pemihakan TNI dengan kekuatan politik, soal pelanggaran HAM, atau berita-berita baru soal tawuran anggota TNI dengan Polri. Tentu berita semacam itu tidak boleh kita nafikan begitu saja karena dalam beberapa hal - itu merupakan fakta sejarah. Namun sebaliknya sejarah positif yang telah ditorehkan TNI di lembaran sejarah bangsa juga tidak boleh dihilangkan.
Keberhasilan TNI dalam mengembangkan tekknologi modern seperti contoh diatas perlu di sebar luaskan kepada publik karena disamping untuk menumbuhkan kebanggaan rakyat terhadap tentaranya, juga merupakan bentuk akuntabilitas TNI kepada rakyat, karena sekali lagi TNI dalam sejarahnya dibentuk oleh rakyat dan segala keperluannya dibiayai oleh rakyat.
Berita tentang senjata meriam anti pesawat udara yang macet dan di impor dari Cina yang menyebabkan gugur nya 4 prajurit TNI pada Latihan Gabungan TNI di Natuna, menyadarkan pada kita bahwa senjata buatan anak bangsa sendiri seringkali lebih bagus dari senjata buatan luar negeri, dan itu perlu mendapatkan appresiasi yang tinggi dari rakyat. Siapa lagi yang patut memberi penghargaan kepada TNI kalau bukan dari kita.
Advertisement