Puasa untuk Apa? Ini Tausiyah Kiai Husein Muhammad
Alhamdulillah kita bisa menemui kembali bulan Ramadan sesudah menunggu selama 11 bulan. Para kekasih Allah dan ulama yang saleh selalu merindukan datangnya bulan ini.
Mereka menyebutnya "Syahr Allah", bulan Allah. Ia disebut demikian karena hanya Allah yang mengetahui siapa yang berpuasa dan yang tidak berpuasa dan Dialah yang memberinya pahala semau Dia. Dalam hadits qudsi disebutkan :
كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به
"Semua tindakan/kerja manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Ia untuk/milik Aku, dan Aku kah yang membalasnya".
Bulan Ramadan juga dirindukan mereka karena ia merupakan bulan di mana Tuhan memberikan pahala dan ampunan atas kekeliruan dan kesalahan hamba-hamba-Nya. Nabi mengatakan : "siapa yang berpuasa dengan sepenuh iman dan merenungkan diri (atas aktifitas seharian), dosanya diampuni".
Puasa merupakan cara Tuhan mendidik manusia agar memiliki kemampuan mengendalikan hasrat-hasrat rendah dan liar yang bersemayam dalam jiwa dan pikirannya yang berpotensi merusak diri dan orang lain.
Melalui cara ini diharapkan manusia menjadi sehat secara fisik dan psikis.
Puasa melatih sensitifitas jiwa atas rasa haus dan lapar orang lain guna menumbuhkan solidaritas sosial.
Bila kau lapar dan haus seharian saja, bayangkan sejenak mereka yang lapar dan haus berhari-hari.
Pada puncaknya, puasa merupakan proses jiwa menghadirkan Tuhan dalam diri dan intim bersama-Nya.
Berpuasa selama satu bulan diharapkan menjadi momen permenungan dan koreksi diri atas kerja-kerja dan aktifitas manusia selama 11 bulan.
06.05.19
HM
"Puasa merupakan cara Tuhan mendidik manusia agar memiliki kemampuan mengendalikan hasrat-hasrat rendah dan liar yang bersemayam dalam jiwa dan pikirannya yang berpotensi merusak diri dan orang lain. Melalui cara ini diharapkan manusia menjadi sehat secara fisik dan psikis."
Advertisement