PTPN XII Gelontorkan Rp 9,6 Miliar Bantu Peternak Sapi Potong
Setelah sekian lama memelihara sapi milik orang, kini Johan, warga Desa Mulyorejo, Kecamatan Silo, Jember bisa sedikit bernafas lega. Ia menjadi salah satu penerima bantuan Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XII.
Johan mengatakan, selain bekerja sebagai mandor Kebun Silosanen PTPN XII, juga menjalankan usaha sampingan, dengan berternak sapi. Namun, sejauh ini, sapi yang dipelihara bukan milik sendiri, namun milik orang lain.
“Saya berternak sapi setelah pulang kerja sebagai mandor di Kebun Silosanen. Saya gaduh (memelihara) punya orang, dengan sistem bagi hasil. Kalu hasil satu juta, dibagi dua,” kata Johan, Senin, 19 Desember 2022.
Hari ini, Johan tidak perlu lagi memelihara sapi milik orang lain dengan sistem bagi hasil. Johan mendapatkan bantuan PUMK dari PTPN XII, berupa seekor sapi jantan. Ia bisa menjual sapi itu dalam periode waktu tertentu, dengan hasil 100 persen menjadi milik pribadi.
Johan bukan satu-satunya karyawan PTPN XII yang mendapat bantuan PUMK, namun sebanyak 362 karyawan lain juga mendapat bantuan PUMK tahap pertama.
“Saya merasa sangat terbantu dengan adanya program ini. Program ini benar-benar mendatangkan keuntungan bagi mitra,” pungkasnya.
Ratusan sapi potong itu diserahkan secara simbolis oleh pihak PTPN XII di Kebun Silosanen, Kecamatan Silo, Jember, Senin, 19 Desember 2022. Kepala Sub Bagian Komunikasi Perusahaan dan PKBL PTPN XII, Adhi Priyo Utomo mengatakan, meskipun perusahaan saat dalam kondisi berusaha bangkit, namun tetap berkomitmen menyejahterakan para karyawan. Salah satunya dengan PUMK bagi peternak sapi potong.
Untuk program kesejahteraan petani sapi potong itu, PTPN XII menggelontorkan anggaran sebesar Rp 9,6 miliar. Bantuan berupa modal usaha ternak sapi potong itu, untuk tahap awal diserahkan kepada 363 peternak sapi potong.
Para penerima program PUMK merupakan peternak sapi yang tercatat sebagai karyawan PTPN XII. Mereka berasal dari 15 unit kebun PTPN XII di Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Kediri, dan Malang.
“Program Kemitraan PTPN XII yang disalurkan kepada mitra ini berupa pinjaman usaha pada sektor peternakan merupakan tahap pertama dengan nilai total Rp 5,1 miliar. Ada 363 ekor sapi. Nanti ada tahap berikutnya sebanyak 470 ekor sapi,” kata Adhi.
Dalam program ini, para peternak diberikan modal sebesar Rp14 juta. Modal tersebut dibelikan sapi jantan, untuk digemukkan.
Setelah mencapai waktu tertentu, peternak bisa menjual sapi tersebut, dengan keuntungan menjadi milik peternak. Meski demikian, para peternak harus mengembalikan modal awal dalam kurun waktu dua tahun, terhitung sejak mendapatkan bantuan.
“Program ini dilakukan untuk mendorong kemandirian ekonomi bagi peternak sapi potong. Dipilih sapi jantan agar digemukkan dan bisa dijual. Mereka hanya diminta mengembalikan modal kepada kami,” tambah Adhi.
Sebelum menerima bantuan PUMK, para mitra dibekali pelatihan khusus di bawah bimbingan ahli hewan dari Universitas Airlangga. Mereka dibekali cara membuat pakan ternak yang sehat dan berkualitas.
Selain itu, mereka juga dibekali tata cara menyikapi penyakit yang sering menyerang ternak, khususnya sapi. Sebagai bentuk perlindungan terhadap para peternak, mereka juga diikutkan program asuransi. Sehingga jika sewaktu-waktu sapi yang mereka pelihara mati, bisa mengklaim asuransi, dengan melengkapi persyaratan tertentu.
Melalui program PUMK, peternak bisa mendapatkan keuntungan melalui program penggemukan. Sementara pihak kebun juga mendapat keuntungan dengan pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk tanaman.
“Kami berikan pembinaan menggandeng Universitas Airlangga untuk pembuatan pakan dan penanggulangan penyakit. Terkait asuransi ini, sebagai perlindungan agar para mitra tidak dirugikan, jika sewaktu-waktu sapi mati,” pungkas Adhi.
Asisten Kepala Kebun Silosanen, Imam Supardi mengatakan, karyawan Kebun Silosanen yang mendapat bantuan PUMK tahap pertama sebanyak 29 orang. Sebelum ada program PUMK, para karyawan Kebun Silosanen memelihara sapi orang lain dengan sistem bagi hasil.
Untuk saat ini, sapi yang diberikan kepada mitra merupakan sapi jantan untuk digemukkan. Untuk sapi betina, sejauh ini belum ada.
“Memang ada yang mengajukan agar mendapatkan sapi betina untuk diperanakkan. Kita ajukan sejauh itu tidak memakan waktu terlalu lama mendatangkan keuntungan bagi mitra,” kata Imam.
Imam yakin, manfaat program PUMK benar-benar dirasakan oleh karyawan Kebun Silosanen. Terbukti pada program sebelumnya, Kebun Silosanen menjadi kebun tercepat dalam pengembalian modal.
“Ini benar-benar membantu. Buktinya para mitra di Kebun Silosanen dapat mengembalikan modal dengan cepat kepada PTPN XII,” pungkas Imam.
Di sisi lain, Kepala Asuransi Jasa Tania Cabang Jember, Eti Agus Wulandari mengatakan, ada ketentuan khusus agar bisa melakukan klaim asuransi hewan ternak. Hanya sapi yang mati akibat penyakit non wabah dan akibat kecelakaan yang dapat terkover asuransi.
Jika sapi milik peternak mati, harus diperiksakan kepada dokter atau mantri hewan. Keterangan dokter atau mantri itulah kemudian dilampirkan untuk mengklaim asuransi.
“Hasil kesepakatan bersama beberapa waktu lalu, klaim asuransi hanya khusus sapi yang mati akibat penyakit tertentu atau kecelakaan. Kalau karena penyakit wabah, seperti PMK kemarin, tidak dapat terkover,” kata Eti.
Selama tahun 2021 hingga 2022 lanjut Eti, pihaknya telah mengeluarkan dana klaim dua ekor sapi dari jumlah empat ekor diklaim dari peternak sapi potong binaan PTPN XII. Per ekor sapi dapat klaim Rp 7,2 juta.
"Dari empat ekor sapi yang diajukan klaim asuransinya, baru 2 ekor saja yang terbayar oleh klaim yakni sebesar Rp 7,2 juta per ekor. Sementara sisanya kami harus menunggu data yang lengkap untuk mengklaim asuransi ini," tambah Eti.
Sejauh ini, keterlambatan pencairan asuransi ternak, khusus hewan sapi potong karena pemohon terlambat memberikan data. Selain itu, data yang diberikan juga sering kurang lengkap.
“Ke depannya, kami berharap para peternak bisa melengkapi data sebelum mengajukan permohonan klaim asuransi. Para peternak bisa saling koordinasi dengan peternak lainnya,” pungkas Eti.