PTPN VII Kembangkan Kawasan Wisata Terpadu Teluk Nipah
Environment sustainability yang terus digeber pariwisata Indonesia makin memperoleh angin. Makin menguat saja. Salah satunya, lewat tangan PT Perkebunan Nusantara VII, pemerintah mengembangkan Kawasan Wisata Terpadu Teluk Nipah di Desa Bulok, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.
“Kami telah mendapat restu dari Menteri BUMN untuk mengembangkan pantai di wilayah ini sebagai kawasan wisata,” kata Direktur Utama PTPN VII, Dolly P Pulungan, Senin (11/12).
Pengembangannya tak digarap sendiri. BUMN lain, yakni PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk dan PT Patra Jasa, juga ikut digandeng.
Semua diajak berkolaborasi. Diajak kerja bareng mengembangkan kawasan yang memiliki bentang pantai berpasir putih pada satu sisi dan bibir laut dengan bebatuan yang menjorok ke laut di sisi lainnya.
PTPN VII kebagian tugas mengembangkan lahan yang indah di Teluk Nipah. PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk menghandle bidang penyediaan konstruksi dan infrastruktur. Sementara PT Patra Jasa ikut menggarap pengelolaan pariwisata.
"Area ini akan dibuatkan semacam balkon di atas laut. Dataran puncak ini dapat mengakomodasi berbagai wahana semisal paralayang, paramotor, gantole, hiking track, dan olah raga berbasis adventure lainnya," paparnya.
Selain itu, kata Dolly, lahan datar yang saat ini berisi tanaman karet bisa disulap menjadi lapangan golf, hotel, dan fasilitas lainnya. Dengan posisi di Jalan Lintas Sumatera dan berjarak 55 km dari Bandar Lampung dan 39 km dari Pelabuhan Bakauheni, kawasan ini diharapkan mampu menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata.
“Kawasan ini sangat potensial. Berada di kawasan yang bisa akses langsung dengan banyak objek wisata. Ada Gunung Taman Nasional Anak Gunung Krakatau, Pantai Tangkil, Maitem, Pahawang, Legundi, Sebuku, Pulau Tegal, Kelagian, Putus, Siuncal, Sabesi dan masih banyak lagi, tapi masyarakat juga harus sadar wisata,” kata dia.
Aksesnya? Juga sedang disiapkan. Dari paparan Dolly, sebentar lagi ada jalan tol dari Bakauheni ke Palembang yang melintas tak jauh dari Teluk Nipah. "Ini adalah masa depan pariwisata Indonesia dan menjadi buffer perkembangan Jakarta,” tambahnya.
Konsep tadi langsung direspon Menpar Arief Yahya. Baginya, hal itu akan berdampak sangat positif.
"Dari segi 3A sudah hampir terpenuhi. Ada akses jalan provinsi, Pelabuhan Bakauheni, ditambah pada 2018 akan ada tol Lampung. Alamnya juga bagus. Ini bakal menjadi destinasi wisata baru yang keren," ungkapnya
Pesan Menpar Arief, kawasan wisatanya harus menjaga aspek lingkungan hidup. Dipastikan agar tetap sustainable, karena itulah yang akan membuat destinasi itu berkelanjutan. “Kekuatan alam dan budaya harus lestari, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” papar Menpar Arief.
"Pengembangannya jangan lupa mengacu pada mengacu pada standar global. Jangan lupa perhatikan kelestarian alam sehingga rangking TTCI pariwisata Indonesia akan membaik" harapnya. (*)