PTM Tetap Jalan, Ini Antisipasi Dispendik agar Tidak Ada Kluster
Kasus Covid-19 kembali mengalami peningkatan di Tanah Air, termasuk di Surabaya. Sudah tercatat sekitar 16.000 orang Indonesia terpapar Covid-19.
Kembali naiknya kasus Covid-19 ini tentu akan berdampak pada kelangsungan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang saat ini dilakukan. Jakarta sudah menghentikan PTM sejak minggu lalu. Lantas bagaimana dengan Surabaya?
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, PTM tetap dijalankan dengan tetap melakukan swab secara acak kepada sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kluster di sekolah.
"Tetap terus dijaga, kita lakukan secara acak (swab). Karena ini bagian dari ikhtiar kita agar tidak ada kluster di sekolah," kata Eri Cahyadi.
Menurut Eri Cahyadi, pelaksanaan PTM ini banyak membantu anak-anak untuk mengurangi dampak negatif dari gadget selama di rumah.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Yusuf Masruh. "PTM insya Allah tetap jalan. Untuk itu pihak sekolah harus empati, peduli, dan mengutamakan prokes," ungkap Yusuf.
Yusuf menjelaskan, untuk mengantisipasi adanya kluster di sekolah, anak-anak yang tidak enak badan boleh mengajukan izin ke sekolah untuk beristirahat di rumah.
"Kita memberi izin ke orang tua apabila anak izin tidak masuk. Nanti guru juga diminta menanyakan ke orang tua kenapa izin, kalau karena tidak enak badan akan kami koordinasikan dengan puskesmas," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai evaluasi PTM selama ini, Yusuf menambahkan, banyak keluhan orang tua yang tidak bisa menjemput anaknya karena harus bekerja.
"Kalau anak perlu bantuan ya akan diantar pihak sekolah. Saya berharap kondisi PTM bisa tetap aman seperti hari ini, kondisi di sekolah juga aman," tutupnya.