PSSI Jatim Usulkan Kasus Mafia Bola Dibawa ke Kongres Tahunan
Sepak bola Indonesia diselimuti kabut hitam. Hanya dalam satu bulan terakhir, sejumlah pejabat PSSI tersangkut kasus mafia bola, yakni suap dan pengaturan skor. Setelah Hidayat dan Bambang Suryo yang dijatuhi sanksi oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, kini giliran Anggota Exco lainnya, Johar Lin Eng dan Ketua Komisi Wasit PSSI Prayitno diciduk Satgas Antimafia Bola.
Hanya dalam tempo dua hari, ada tiga pejabat PSSI yang berurusan dengan hukum terkait kasus pengaturan skor. Mereka adalah Ketua Umum Asprov PSSI Jateng Johar Lin Eng dan anggota nonaktif Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, Dwi Irianto alias Mbah Putih, dan Komisi Wasit (Prayitno). Mereka diciduk oleh Satgas bentukan Polri yang bekerjasama dengan PSSI tersebut.
Sekretaris Asprov PSSI Jatim, Amir Burhannudin pun mengaku prihatin dengan maraknya pelaku sepak bola tanah air yang terjerat kasus ini. Maka itu, Amir mengusulkan kepada PSSI agar masalah suap dan mafia bola ini dibawa ke Kongres Tahunan PSSI pada awal 2019 mendatang.
"Ini masalah penting yang harus dibahas, karena kasus ini membutuhkan perhatian khusus. Tentu saja output bahasan mengenai hal ini adalah perbaikan sepak bola Indonesia," terang Amir.
Amir mengatakan, kasus yang dialami sejumlah pelaku sepak bola Indonesia akhir-akhir ini merupakan pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam sepak bola Indonesia. Minimal, menjadi peringatan kepada semua pihak agar tak coba-coba melakukan praktik kotor di sepak bola Indonesia.
"Saya rasa apa yang dilakukan Satgas bentukan Polri ini cukup bagus bagi sepak bola Indonesia. Minimal ada keseriusan serta memberikan sinyal kepada semua pihak agar tidak melakukan praktik kotor di persepakbolaan tanah air," terang Amir.
Dia juga berharap, program bersih-bersih yang dilakukan Satgas Anti Mafia Bola bentukan Polri ini bisa menjadi titik awal bagi kemajuan sepak bola Indonesia, serta pijakan awal sepak bola Indonesia dalam mensejajarkan diri dengan kompetisi di negara lain.