PSSI Dipimpin Jokdri, Bukan Jaminan Bersih dari Mafia Bola
Tokoh sepakbola asal Jawa Timur, Bambang Pramukantoro menilai kepemimpinan Joko Driyono di PSSI sama sekali tidak menjamin permasalahan sepakbola di Indonesia ini selesai. Terutama soal kasus pengaturan skor dan mafia bola yang saat ini tengah ramai diperbincangkan.
Ia pesimistis, dengan status Jokdri sapaan akrab Joko Driyono sebagai Plt Ketua Umum PSSI yang baru tidak membuat perwajahan di tubuh PSSI menjadi baru. Terlebih pengembalian Iwan Budianto sebagai Wakil Ketua PSSI mendampingi Jokdri.
Bagi Bambang, dengan masih adanya wajah-wajah lama di PSSI tak akan menghilangkan kecemasan serta keprihatinan masyarakat bola di Indonesia. Sebab, sampai saat ini Iwan belum terbebas dari dugaan pemerasan yang dilaporkan manajer Perseba Super Bangkalan pada Satgas Antimafia Bola beberapa waktu lalu.
"Apakah kita percaya bahwa Jokdri cs dapat menjadi solusi untuk PSSI ? Saya jawab tidak. Karena saya yakin , saat ini Pengurus masih merasa cemas dan ketakutan menanti temuan Satgas Antimafia Bola," kata Bambang saat ditemui di salah satu Cafe di Surabaya, Senin, 21 Januari 2019.
Mantan ketua PSSI Jatim ini juga membuka fakta, bahwa semua elit sepakbola di Indonesia hampir 100 persen terlibat praktik kotor dan match fixing. Ia berani mengatakan ini karena ada data yang menyebutkan hal itu.
"Silakan satgas cek di PPATK!" tegas Bambang.
Di sisi lain, Bambang juga memuji kehebatan Jokdri di dunia persepakbolaan. Baginya ia sangat berpengalaman dalam mengurusi sepak bola dengan instrumennya yang sangat mendetil. Namun di mata Bambang, sosok Jokdri tetap saja kurang pas untuk memimpin PSSI menggantikan Edy Rahmayadi.
“Saya bukan mengerdilkan Pak Joko. Beliau punya kapasitas yang luar biasa. Hubungannya dengan FIFA juga cukup bagus. Dia sebenarnya cocok,” lanjut pengusaha Tambang itu.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan saat ini seluruh masyarakat sudah menantikan sepak bola yang bersih dan berprestasi. Karena itu, ia meminta ke depan insan bola bisa memilih ketua PSSI yang lebih tepat.
"Saat ini semua insan sepakbola sangat menunggu. Saya optimis dan percaya bahwa spirit untuk menjadikan sepakbola kita agar lebih bermartabat, bersih dan berprestasi dapat terwujud," ujar dia.
Soal pembentukan komite baru di PSSI, yakni Komite Ad Hoc Integritas yang akan diketuai Ahmad Riyadh, menurut Bambang sebuah langkah awal baru yang baik dalam mengatasi permasalahan yang saat ini tengah menjadi sorotan publik.
"Komite Ad Hoc Integritas harus cepat bekerja agar nasib sepak bola kita segera ada kejelasan dan jalan keluar. Mungkin, dengan keberadaan orang-orang baru di Komite ini juga memunculkan harapan baru yang bisa menutupi kelemahan PSSI selama ini. Ini sangat penting karena saat ini krisis kepercayaan terhadap PSSI sangat besar," tutupnya. (hrs)