PSN Surabaya Waterfront Land, HAPPI akan Kaji Dampak Reklamasi Terhadap Masyarakat dan Lingkungan
Perwakilan Himpunan Ahli Pengelolaan Pesisir Indonesia (HAPPI), Prof Dr Ir Daniel Muhammad Rosyid menjelaskan, sebagai insinyur dan akademisi, mereka berkomitmen untuk terjun ke bawah dan meneliti lebih lanjut mengenai proyek reklamasi pesisir timur Surabaya, yakni PSN Surabaya Waterfront Land.
Daniel menjelaskan, pihaknya akan menyerap berbagai pendapat dari nelayan, masyarakat pesisir, untuk kemudian memberikan hasil penelitiannya kepada PT Granting Jaya selaku operator PSN SWL tersebut.
"Selama ini, kami mendengarkan berita yang senantiasa simpang siur terkait PSN ini. Padahal, ini merupakan bagian dari bidang yang seharusnya dikaji oleh kami, organisasi profesi HAPPI," ucapnya.
Menurut Daniel, HAPPI Jawa Timur khususnya tidak bisa tinggal diam terkait rencana proyek reklamasi pesisir timur Surabaya, dimana pihak pengembang berencana untuk melakukan reklamasi di atas perairan seluas 1.084 hektare.
"Sehingga kami sebagai asosiasi profesi tidak bisa diam tinggal saja melihat hal ini. Kami akan membentuk sebuah tim untuk ikut mengkaji proyek ini lebih mendalam," ungkapnya.
Mantan Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Kota Surabaya tersebut juga mengatakan, proyek yang akan berlangsung selama bertahun-tahun lamanya itu dilihatnya dapat memiliki dampak yang cukup serius.
"Secara umum, (PSN SWL) bisa dibilang agak suram, ya suram. Namun, ini bergantung pada preposisi kita," tambahnya.
Daniel menyatakan, setiap proyek pembangunan pasti akan menghasilkan dampak atau efek. Namun, dirinya beranggapan dampak negatif, seperti potensi kerusakan lingkungan, tersebut dapat digerus dengan sejumlah inovasi dan teknologi yang dihasilkan oleh para insinyur dan akademisi.
"Kami sebagai insinyur dilatih untuk membuat rekayasa teknologi itu. Kami percaya bahwa teknologi itu untuk dihadirkan. Mungkin ide ini sedikit bersifat antroposentrisme (berpusat pada manusia), tidak terlalu ekosentris (berpusat pada aspek lingkungan). Tapi, kami katakan bahwa pembangunan adalah proses sintesis lingkungan bukan sekadar dari proyek kemudian dampaknya bagaimana," paparnya.
Dosen Teknik Perkapalan dan Teknik Kelautan ITS Surabaya ini menyatakan, HAPPI Jawa Timur secara mendalam akan melakukan kajian secara komprehensif terkait proyek yang digadang-gadang akan menghabiskan dana sebesar Rp72 triliun ini. Kajian dalam bidang hukum, lingkungan, sosial, ekonomi, dan lainnya akan ditempuh untuk menengok dampak reklamasi tersebut dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.
"Kami percaya bahwa pembangunan ini memang ada dampaknya. Saya kira, ini memang banyak kekhawatiran yang memang valid. Namun, kalau nantinya berdasarkan hasil kajian memang clear and clean, kita bisa maju. Namun, kalau unclear dan unclean, kita harus reject," tegasnya.
Seperti diketahui, kawasan pesisir Surabaya Waterfront Land (SWL) masuk dalam salah satu dari 14 Proyek Strategi Nasional (PSN), bersama dengan pembangunan flyover (jalan layang) dari dan menuju Terminal Teluk Lamong, Double Track Jawa Selatan, dan SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) Umbulan.
Adapun PSN sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 6 Tahun 2004 tentang Perubahan Kelima Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.
Sementara itu, PT. Granting Jaya ditetapkan sebagai pengelola PSN SWL berdasarkan Surat Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas Nomor PK.KPPIP/49/D.VI.M.EKON.KPPIP/05/2024 tentang Surat Keterangan PT. Granting Jaya sebagai Pengelola Proyek Strategis Nasional Kawasan Pesisir Terpadu Surabaya Waterfront Land (SWL).