PSLI 2022, Intip Karya Djoko Sutrisno yang Anti Mainstream
Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2022 benar-benar menjadi ajang pameran kreativitas para maestrodi bidang seni lukis dari berbagai penjuru daerah di Indonesia.
Tak ketinggalan stand milik Djoko Sutrisno yang sangat menarik perhatian saat baru memasuki pintu masuk area PSLI 2022 di Jatim Expo, Surabaya.
Menarik, unik dan sarat akan ciri khas yang membuat mata tak bisa memalingkan pengelihatan dari stand pria kelahiran Nganjuk itu. Standnya, didominasi oleh karya seni yang dipenuhi warna biru. Sangat berbeda dengan stand lain yang menampilkan corak warna yang beragam.
Tak sekadar gambar, warna biru yang dominan ternyata memiliki arti tersendiri bagi Djoko yang sudah puluhan tahun menggeluti dunia seni lukis.
"Menurut saya biru itu mengandung kedamaian. Walau gambar saya mengandung kritikan atau isi hati saya, itu tetap bisa membawa ketenangan. Sebuah ketidaknyaman keadaan saya sampaikan dengan warna biru agar tidak menimbulkan gejolak," aku Djoko.
Memang benar, gambar-gambar mengandung kritikan tidak membuat tersinggung dengan pewarnaan yang ia tonjolkan. Misalnya, gambar berjudul Press Conference yang ditampilkan, menurutnya, lukisan ini mengandung sebuah kritik kepada tokoh yang diliput, di mana tokoh tersebut ingin menampilkan citra baiknya. Padahal tidak semua yang disampaikan baik dan benar.
Karena itu, ia sangat tertarik untuk menonjolkan warna biru dan bisa bebas menyampaikan pesan apa pun melalui gambar yang ia lukis. "Warna itu punya pengaruh psikologis yang bisa memengaruhi aura lokasi di mana lukisan itu ditempatkan. Sehingga, warna biru yang saya tonjolkan tidak menimbulkan gejolak dari gambar saya," ungkap mantan pegawai Dinas Kesehatan Banyuwangi itu.
Namun jangan salah, bukan perkara mudah untuk menampilkan gambar dengan warna dominan biru. Karena tidak semua bisa dipadukan dengan warna biru untuk menghasilkan karya yang sempurna.
Bahkan, pria yang memiliki studio di Bali itu membutuhkan waktu sekitar dua tahun hingga benar-benar bisa memadukan warna biru yang ia tonjolkan.
"Biru itu ada banyak varian, mulai yang terendah itu tosca, lalu ultra marine, cobalt blue hingga red rose itu mengandung biru. Memang gak gampang untuk memadukannya, sehingga banyak orang yang tidak menggunakan warna biru dalam lukisan. Tapi saya tertarik karena mengandung kedamaian," aku pria berkacamata itu.
Karena ketekunannya tersebut, karyanya mendapat perhatian pecinta seni lukis dunia. Beberapa contohnya, ia pernah ditulis oleh pecinta seni lukis asal Ukraina yakni Observerart Katarina Titenko, lukisannya juga jadi koleksi Lassiten Fineart Gallery New York.
Advertisement