PSK Eks Lokalisasi Guyangan Nganjuk Ikuti Pelatihan di Kediri
Sebanyak 30 perempuan kategori wanita rawan sosial ekonomi (WRSE) serta mantan pekerja seks eks lokalisasi Guyangan, Nganjuk mendapat bekal pelatihan dan keterampilan dari Unit Pelaksana Teknis Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita Kediri Provinsi Jawa Timur .
Para perempuan yang tergolong usia produktif ini mendapatkan pelatihan dan keterampilan di UPT Rehabilitasi Sosial Provinsi Jawa Timur selama empat bulan. "Ini yang mengikuti pelatihan 30 orang, sebenarnya kapasitas kami 60. Karena pendemi, kami batasi hanya 30 orang," terang kepala UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita Lestari Indriyani, Selasa 06 April 2021.
Bentuk pelatihan yang diberikan antara lain, berupa tata boga, tata rias wajah, tata rias rambut dan tata busana. Peserta yang mengikuti pelatihan berasal dari berbagai daerah mencakup wilayah Nganjuk, Kediri, Blitar dan Malang.
“Mereka ini ada WRSE dan juga hasil razia di Guyangan (eks lokalisasi). Kalau WRSE mereka yang menjurus ke sana (belum jadi PSK). Kalau yang lain-lain, mereka dari Nganjuk Guyangan, mereka ada di lokalisasi ," terangnya.
Sebanyak 18 WRSE dibawa oleh dinas sosial masing-masing daerah melalui proses seleksi terlebih dahulu, sebelum diantar ke UPT Rehabilitasi Sosial Provinsi Jawa Timur untuk diberikan pembekalan pelatihan sekaligus keterampilan.
Selama empat bulan, mereka dinilai sudah berhasil mengimplementasikan keterampilan yang sudah didapat dalam bentuk sebuah karya antara lain membuat kue kering untuk persiapan lebaran, serta produk tas. "Pada saat pelatihan di sini kami tetap mematuhi protokol kesehatan, karena masih dalam masa pandemi ," ungkapnya.
Setelah pelatihan resmi ditutup hari ini, mereka akan dikembalikan ke daerah masing-masing dan mendapatkan bantuan berupa barang simulasi sesuai dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki. “Bantuan sosial akan diterimakan pada tri wulan ke 4, setelah PAK . Jadi kemungkinan bulan Oktober - November baru mereka terima ," paparnya.
Mereka yang terjaring razia sebanyak 12 orang ini, kebanyakan mereka mengaku terjerumus dalam dunia prostitusi karena dilatarbelakangi faktor ekonomi. "Karena mereka suaminya sudah tidak ada, suaminya selingkuh dan sebagainya. Kan mereka akhirnya menjadi penopang keluarga," kata Lestari Indriyani.
Selepas mendapatkan pembekalan, mereka ini akan dipulangkan dikembalikan ke Dinas Sosial daerah masing-masing. "Selama di daerah asal, mereka akan diawali oleh dinsos yang ada di sana," imbuhnya.
Diakuinya, pada awal masuk pelatihan, beberapa di antaranya mengaku tidak betah tinggal di Unit Pelaksanaan Teknis Rehabilitasi dan ingin segera minta dipulangkan. Namun setelah diberikan penjelasan dan pemahaman, mereka akhirnya sadar dan mau mengikuti kegiatan pelatihan yang diberikan.
Dalam kegiatan penutupan bimbingan sosial dan keterampilan, turut hadir Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Alwi, Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur Wara Sundari Reny Pramana serta anggota DPRD Provinsi lainya dari komisi yang sama.
Dalam keteranganya Wara Sundari Reny Pramana mengatakan dirinya sangat mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan oleh UPT Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita. "Memang baru pertama kota hadir di sini, dan saya orang Kediri juga baru tahu. Saya sangat mengapresiasi terkait pelatihan ini. Pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh anak anak muda tersebut, agar punya keterampilan,” terang isteri dari ketua DPRD Kota Kediri ini.
Selain mengapresiasi kegiatan tersebut, bibi dari Bupati Kediri Hanindito Himawan Pramana ini juga memberikan motivasi kepada mereka yang sudah mengikuti pelatihan untuk terus berkarya dan patang berputus asa. Ibu dua anak ini sedikit berbagi pengalaman mengenai kariernya yang ia rintis mulai dari mengikuti organisasi hingga menjadi anggota dewan.
"Melakukan sesuatu harus berdasarkan keyakinan, yakin saya akan menjadi sesuatu yang membanggakan bagi keluarga besar. Di samping saya berupaya, tidak lupa ,saya juga berdoa . Karena doa itu menuntun untuk meraih cita cita . Alhamdulilah ketika berproses 10 tahun di organisasi yang saya ikuti, saya akhirnya terpilih menjadi ketua DPRD pertama perempuan ," cerita Ketua Komisi E, dari Fraksi PDI - Perjuangan ini
Sebagai legislator pihaknya akan ikut mendorong dinas sosial mewujudkan pemberian bantuan berupa alat piranti yang bisa menunjang mereka agar tetap bisa berkarya .
Advertisement