Psikolog Unair Dukung Penghapusan Kelas Penjurusan di SMA
Tahun 2022 program penjurusan di jenjang pendidikan SMA akan dihapuskan. Psikolog Unair, Dewi Retno Suminar, menyebut, kebijakan tersebut sebagai upaya perubahan yang baik. Hal itu karena pada dasarnya ilmu tidak terpisah secara murni.
Menurut Dosen Universitas Airlangga (Unair) ini, selama mata pelajaran seperti matematika dipelajari oleh semua jurusan, hanya penyebutannya disebutkan matematika minat. Ketika SMA menghapuskan jurusan, itu akan memberikan peluang bagi anak-anak menemukan sendiri minatnya.
“Selain itu akan menghapus penggolongan atau hierarki jurusan. Contoh selama ini disebutkan anak IPA lebih tinggi dari anak IPS,” tambah dosen yang memiliki fokus bidang psikolog perkembangan, dan anak.
Adanya perubahan kurikulum, lanjutnya, selalu mengikuti kemajuan zaman dan keilmuan yang membuat terjadinya perubahan. Perubahan kurikulum selalu terkait dengan perubahan keilmuan dan kebutuhan di masyarakat.
"Keangkuhan dari bidang ilmu sudah saatnya didobrak, sehingga tidak ada kasta dalam bidang ilmu. Kolaborasi ilmu sudah menjadi tuntutan zaman. Ilmu sains membutuhkan sosial dan sebaliknya," imbuhnya.
Ungkapnya, kesadaran tersebut harus ada dalam pemahaman anak anak di jenjang SMA, sehingga kesadaran bahwa ilmu itu saling kolaborasi untuk menjadi kuat sudah dimiliki sejak SMA.
Dengan begitu, langkah awal dalam persiapan kurikulum baru bagi pihak sekolah adalah menghapus jurusan yang ada, membuat kebijakan peminatan bagi anak-anak dalam prosesnya dengan kebebasan bagi anak menentukan namun difasilitasi penelusuran bakat dan minatnya.
"Kebijakan kurikulum baru itu dapat direalisasikan di semua wilayah Indonesia. Lantaran, kebijakan itu menyangkut bagaimana pola pikir anak tidak menjadi terkotak-kotak bidang ilmunya, namun lebih bagaimana minat seseorang," tambah Dewi.
Dengan adanya kurikulum baru itu, Dewi berharap tidak terjadi lagi kasta dalam jurusan pendidikan semua bidang atau jurusan. Semua bidang ilmu saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Sebagai informasi, sejalan dengan pernyataan Menteri Nadiem, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo dalam Instagram pribadinya @ninoaditomo mengatakan kurikulum prototipe pada tahun 2022 ini bersifat opsional dan fleksibel.