PSI Desak RUU Penghapusan Kekerasan Seksual Segera Disahkan
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus memperjuangkan dengan keras agar Rancangan Undang-undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PSI, Grace Natalie, dalam pidato politiknya yang berjudul "Keadilan untuk Semua, Keadilan untuk Perempuan Indonesia" pada Festival 11 di Jatim Expo Surabaya, Surabaya, 11 Desember 2018, malam.
“PSI akan memperjuangkan agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual disahkan agar menjadi payung hukum untuk melindungi dan memberikan bantuan ketika perempuan menjadi korban kekerasan,” ujar Grace
Menurut Grace, pembahasan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual di Komisi VIII DPR berjalan lamban sejak ditetapkan menjadi RUU inisiatif DPR pada Februari 2017. Sudah hampir dua tahun berjalan, pembahasan masih terhenti dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU).
"Itu saja sudah mandek dua tahun. Kalau teman-teman ingat, ini sempat diblow up di media, sempat seoalah-olah mau dikerjakan, sempat merebak ketika kasus Yuyun dua tahun yang lalu, tapi ternyata luput, mandek lagi, nggak di kerjain lagi," kata Grace.
Sementara RUU Penghapusan Kekerasan Seksual belum rampung, Grace juga menyayangkan korban kekerasan seksual yang terus berjatuhan tanpa memiliki perlindungan hukum yang kokoh.
“Komnas Perempuan mencatat, setiap hari ada 35 perempuan yang mengalami kekerasan seksual. Setiap 2 jam, ada 3 perempuan yang diperkosa,” kata dia.
Grace menegaskan PSI akan berjuang membantu para perempuan Indonesia mengatasi ketidakadilan dan kesulitan yang mereka alami.
"Kita tidak mau ibu kita disakiti. Tak ingin adik perempuan kita mendapat upah lebih rendah dari koleganya yang laki-laki. Kita pasti tidak rela kakak perempuan kita dilecehkan," kata Grace.
Festival 11 PSI, digelar di Jatim Expo, Surabaya. Sekitar 1.000 pengurus, kader, dan simpatisan partai berlambang bunga tersebut menghadiri acara itu. (frd)