Plt Bupati Sidoarjo Benarkan PSBB Surabaya Raya Diperpanjang
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya Raya direncanakan akan diperpanjang. PSBB jilid tiga akan mulai dari tanggal 26 Mei-9 Juni 2020.
“Iya (diperpanjang), bisa seperti itu,” kata Plt Bupati Sidoarjo, Nur Achmad Syaifuddin kepada Ngopibareng.id, Minggu 24 Mei 2020 siang.
Rencana perpanjangan itu muncul ketika Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersama dengan jajaran yang terlibat dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur melakukan rapat evaluasi penerapan PSBB jilid 2, bersama dengan Walikota Surabaya, Bupati Sidoarjo dan Bupati Gresik di Gedung Negara Grahadi, Sabtu 23 Mei 2020 siang.
Ia menjelaskan, hal itu harus dipahami karena jumlah kasus yang ada ini terus bertambah meski sudah diterapkan dua kali PSBB.
“Harus ada pemahaman yang sama. Jadi, saat ini tren comfirm naik. Semua naik, Surabaya paling tinggi kemudian Sidoarjo, begitupula Gresik sempat landai tapi akhir-akhir naik lagi,” jelas Cak Nur.
Sementara itu, penambahan masa PSBB ini rekomendasikan oleh Pakar Epidemologi Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo. Ia menjelaskan, penamabahan itu terjadi karena jumlah kasus yang terus meningkat tajam setiap harinya.
“Kurva epidemologi di masing-masing kabupaten/kota di Surabaya Raya menunjukkan belum ada penurunan kasus setelah diterapkan PSBB, malah akhir-akhir ini semua meningkat. Meskipun Gresik relatif lebih baik, namun tetap masih ada peningkatan,” katanya kepada Ngopibareng.id.
Selain itu, kata Windu, diprediksi kasus positif saat ini sedang bergerak menuju puncak. Diperkirakan, puncak penambahan kasus terjadi pada tanggal 28 Mei. Namun tak langsung bergerak turun, kasus baru akan turun paling cepat di hari ke-45 setelah pemaparan kemarin.
“Karena PSBB jilid 2 baru berakhir tanggal 25 Mei. Sedangkan saat ini menuju puncak kasus. Maka kami merekomendasikan untuk ditambah. Sebab, kalau tidak dilanjutkan yang dikhawatirkan prediksi tambah gak karu-karuan,” ungkapnya.
Lebih rinci ia menjelaskan, penilaiannya berdasar bilangan reproduksi dasar tingkat penularannya dari data milik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim saat ini 1,4. Artinya, 1 orang bisa menyebarkan virus pada 1,4 orang lainnya.
Paling parah adalah angka recovery rate (kesembuhan) justru lebih rendah dari angka kematian. Dari data angka kesembuhan di tiga daerah masih 8,1 persen, sedangkan angka kematiannya 9,5 persen.