PSBB Surabaya Raya Jilid 2, DPRD Ingatkan Pemda dan Masyarakat
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Surabaya belum memberi dampak yang signifikan untuk menekan angka penyebaran. Alih-alih menekan, angka penyebaran kasus justru meroket.
Tercatat, dari data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, ada penambahan sebanyak 133 kasus di Jawa Timur per 12 Mei 2020, dengan sebagian besar penambahan terjadi di Surabaya,.
“Kita gak bisa menyalahkan satu sama lain. Kalau ada yang tidak sesuai itu adalah kesalahan bersama,” ungkap Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 12 Mei 2020.
Kesalahan itu kata dia karena kurang berhasil mengimbau masyarakat untuk melakukan protokol kesehatan dan lain hal. Termasuk, ada beda persepsi antar kepala daerah.
Ia juga menyoroti banyaknya masyarakat yang tidak menaati aturan, sedangkan ia menyebut sosialisasi sudah gencar dilakukan oleh banyak pihak.
“Di sisi lain masyarakat juga salah kenapa seperti itu. Kita gak bisa mencari siapa yang salah dan benar, keberhasilan ini bukan keberhasilan pemerintah tapi untuk masyarakat yang berhasil,” katanya.
Menurutnya, dalam masa pandemi ini, faktor utamanya ada pada masyarakat, dengan kedisiplinan untuk menjalankan aturan dan protokol kesehatan, dapat dipastikan angka penyebaran dapat ditekan.
Apalagi, jelas politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu, saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan virus corona. Ia mencontohkan, saat ini pasien positif yang dirawat di rumah sakit hanya mengkonsumsi vitamin dan obat khusus gejala yang dirasakan.
“Kalau sudah ada obatnya covid ini selesai, mbok sehari nambah 10 ribu pasti selesai. Karena gak ada obat, maka bersama-sama mencegahnya. Ini yang tidak disadari masyarakat,” paparnya.
Ia pun berpesan kepada pemerintah untuk melakukan koordinasi yang baik meski ada perbedaan persepsi atau cara penanganan.
Menanggapi dimulainya PSBB Surabaya Raya jilid 2, Kusnadi menyampaikan ini adalah langkah yang tak diinginkan, namun harus diambil karena penyebarannya masih meningkat.
Ia berharap, masyarakat bisa lebih disiplin sehingga angka penyebaran turun, utamanya tidak perlu kembali menerapkan PSBB jilid 3.
Advertisement