PSBB Selesai, Pemkot Minta Warga Tak Euforia Berlebihan
Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Surabaya sudah berakhir sejak Senin, 8 Juni 2020 malam. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta warga untuk menyikapi dengan bijak, dan tak euforia selepas PSBB.
Menurut Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana, masyarakat harus tetap waspada dengan penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya.
"Jadi berakhirnya masa PSBB, tolong disikapi bijak oleh masyarakat. Bersyukur boleh, berlebihan jangan. Apalagi sampai turun-turun kejalan. Tetap waspadalah," ujar dia, Rabu 10 Juni 2020.
Whisnu Sakti Buana mengatakan, berakhirnya PSBB bukanlah tanda pandemi selesai. Ada masa transisi menuju Surabaya era baru atau new normal selama dua minggu. Menurutnya, proses dari PSBB ke New Normal membutuhkan pelbagai tahapan baru yang harus dilakukan oleh masyarakat.
"Artinya proses ini kan pasti memerlukan tahapan," katanya.
Ekonomi Bawah Bergerak, Pendidikan Berjalan
Berakhirnya PSBB, menurut Whisnu Sakti Buana, perekonomian masyarakat akan mulai bergerak kembali. Utamanya di pasar-pasar tradisional dan warung-warung makanan milik warga, yang sebelumnya berhenti akibat PSBB.
Selain masalah ekonomi, lanjut Whisnu Sakti Buana, hal lain yang mulai bergerak adalah aktifitas belajar mengajar, terlebih saat ini sedang dalam proses penerimaan peserta didik baru atau PPDB.
Kegiatan keagamaan juga sudah diawali dengan pelaksanaan kembali salat Jumat di masjid, pada 5 Juni 2020.
Meski begitu, Whisnu Sakti Buana tetap meminta lokasi yang melibatkan banyak orang tersebut untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan. "Jangan sampai karena sudah dibuka kembali, terjadi gelombang atau kluster penularan baru virus Covid-19," ujarnya.
Pencegahan sebaran corona tetap harus diperhatikan dengan wajib menggunakan masker selama beraktivitas, rajin cuci tangan dengan air bersih atau hand sanitizer, dan menjaga jarak.
"Warung-warung harus mengedepankan disiplin. Ini penting, jangan sampai begitu dibuka akhirnya disikapi berlebihan hingga malah menimbulkan jumlah penderita baru. untuk dunia pendidikan, kita harus tahu bagaimana kita bisa menjaga para siswa yang akan bersekolah. Terutama dalam kelanjutan pendidikan, seperti penerimaan rapor, pendaftaran, dan lainnya. jangan sampai menjadi titik penularan," kata Whisnu Sakti Buana.
Advertisement