PSBB Malang Raya, Khofifah Pesan Maksimalkan Tiga Strategi
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta wilayah Malang Raya memaksimalkan penerapan tiga strategi penting, sebagai bagian dari modal sosial selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Penerapan strategi ini diharapkan bisa menjadi percontohan untuk wilayah lain, terutama PSBB di Surabaya Raya.
Strategi yang pertama yaitu Kampung Tangguh di Kota Malang. Kampung Tangguh ini merupakan inisiatif yang melibatkan partisipasi warga secara aktif berbasis RW. Menurut Khofifah, kampung itu memiliki kesiapsiagaan dan kemandirian dalam menghadapi bencana alam maupun non alam seperti pandemi covid-19.
Selain itu, melalui Kampung Tangguh itu gotong-royong warga bisa dimaksimalkan dengan baik. Menurutnya, Kampung Tangguh adalah wujud sinergi antara masyarakat, pemerintah, pengusaha, media dan perguruan tinggi. "Sinergi tersebut memang sudah seharusnya dilakukan saat PSBB. Ini dilakukan di Malang Raya," kata Khofifah.
Strategi kedua adalah penerapan pasar ganjil-genap pada pasar tradisional. Khofifah mengatakan, program ini penting untuk menjaga roda perekonomian. sekaligus sebagai upaya untuk menjaga kesehatan penjual dan pembeli.
Ia meminta, jangan sampai pasar tradisional tutup. Karena proses perdagangan harus tetap jalan, meski dalam masa PSBB. Namun pada saat yang sama, melakukan protokol kesehatan harus tetap dilakukan.
Pelaksanaan pola ganjil genap sendiri dilakukan dengan sistem penomoran di setiap stan penjual, sebagai acuan jadwal berjualan. Sehingga, setiap harinya para pedagang tersebut akan bergiliran berjualan sesuai nomor stan yang dimiliki.
Untuk diketahui, beberapa pasar di Kota Malang telah menerapkan pola ganjil genap. Untuk wilayah Kota Malang saja, terdapat sekitar 26 pasar yang menerapkan pola ini. "Roda ekonomi tidak boleh berhenti. Tapi kami tetap fokus menjaga kesehatan masing-masing," katanya.
Strategi ketiga yakni persiapan gedung observasi yang bisa dimanfaatkan seperti rumah sakit (RS) darurat berbasis desa. Sehingga, bagi masyarakat yang perlu melakukan isolasi mandiri bisa memanfaatkan gedung ini.
Utamanya, bagi orang dalam pemantauan atau (ODP) dengan gejala ringan hingga sedang yang tetap wajib mengenakan alat pelindung diri (APD).
Menurut Khofifah, keberadaan gedung observasi ini sangat penting sebagai langkah pencegahan penularan covid-19. Mengingat saat ini, banyak pasien positif yang tanpa gejala klinis dan tetap melakukan aktivitas sehari-hari. "Semua harus kita cegah sedini mungkin. Itu lah kenapa PSBB diterapkan," katanya.
Khofifah mengatakan, jika Malang Raya bisa mengoptimalkan tiga strategi selama PSBB, maka wilayah ini akan menjadi contoh penerapan PSBB di Jawa timur.
"Ini harus optimal. Bisa jadi role model seluruh Jatim. Utamanya bagi wilayah Surabaya Raya yang saat ini sedang PSBB jilid kedua," katanya.