Proyek Jalan Tol Ngaroban Ancam Populasi Salak Madu Wedi Punah
Rencana pembangunan jalan tol Ngawi-Bojonegoro-Tuban (Ngaroban) sepanjang 116,7 kilometer memunculkan banyak cerita.
Satu di antaranya soal ancaman berkurangnya lahan kebun salak madu penjalin di Desa Wedi, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, yang kemungkinan terkena proyek jalan tol.
Kekhawatiran warga Desa Wedi pun bermunculan. Setidaknya jika jalan tol itu benar-benar akan melewati perkampungan berjarak 4 kilometer sebelah timur Kota Bojonegoro ini. Dampaknya yaitu akan berkurangnya puluhan hektare kebun salak milik warga.
Menurut Ketua Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Karya Makmur Desa Wedi Nur Afandi, jika proyek jalan tol Ngaroban melewati Desa Wedi, perlu ada penataan lokasi. Setidaknya tanah mana saja yang kena proyek maupun yang tidak kena proyek.
"Kita berharap kebun salak tidak terkena proyek jalan tol," ujarnya pada ngopibareng.id di Desa Wedi, Sabtu, 5 Maret 2022.
Nur Afandi mengatakan, di desanya terdapat lahan kebun salak luas sekitar 60 hektare dan tersebar di 21 Rukun Tetangga di Desa Wedi. Lahan seluas itu dimiliki sekitar 800 Kepala Keluarga dari total 1300 Kepala Keluarga di Desa Wedi.
Kebun salak Wedi juga jadi salah satu tambahan penghasilan warga Desa Wedi. Selain itu, di desanya terdapat jenis salak yang enak rasanya. Yaitu salak madu penjalin, juga salak kebo dan salak kerikil.
Tiga varietas salak dari Desa Wedi ini, sudah lebih dari 80 tahun lamanya di tanam warga Desa Wedi. Kawasan ini juga sudah jadi trademark sebagai kampung salak yang bertahun-tahun. "Kami tentu berupaya menjaga dari kepunahan," tandasnya.
Sofyan, 63 tahun, salah satu pemilik kebun salak di Desa Wedi mengatakan, almarhumah ibunya bernama Saroyan, salah satu pedagang salak terkenal di Desa Wedi. Salak yang dijual hasil pilihan, di antaranya salak madu. Biasanya salak madu dijual dengan harga Rp 70 ribu per 100 bijinya. "Dijual ke beberapa kota, di Tuban, Lamongan dan Blora," ujarnya di rumahnya di Desa Wedi, Sabtu, 5 Maret 2022.
Biasanya, lanjut Sofyan, salak madu akan panen bulan Agustus-September hingga Oktober. Sedangkan bulan Februari-Maret musim berbunga. "Kita terus merawat jenis salak ini," imbuhnya.
Salak madu menjalin dikenal manis, ada sedikit asam dan masir. Warna kulitnya hitam dan cokelat muda. Diperkirakan dari luas lahan 60 hektare hanya tersisa sekitar 20 hektare yang ditanami salak madu.
Menurut Camat Kapas Mahfud, Desa Wedi salah satu dari empat desa di Kecamatan Kapas Bojonegoro yang lahannya terkena proyek tol Ngaroban. Meski di desa ini terdapat tanah Solo Valley, tapi sebagian kemungkinan terdapat lahan milik warga. "Ya, terkena proyek jalan tol Ngaroban," ujarnya pada Selasa 1 Maret ,2022.
Menurut Mahfud, sudah dilakukan sosialisasi untuk proyek tol Ngaroban desa-desa yang terkena jalan bebas hambatan ini. Ada empat desa di Kecamatan Kapas. Yaitu Desa Wedi, Desa Kalianyar, Desa Mojodeso dan Desa Plesungan.
"Sudah sosialisasi di Kantor Pemkab Bojonegoro, kemarin," imbuhnya. Satu lagi, lanjut Camat Mahfud, yaitu Desa Bendo, kemungkinan batal.
Camat Mahfud menyebutkan, khusus untuk lahan kampung salak di Desa Wedi, saat sosialisasi memang belum disebutkan berapa luas wilayahnya, juga kawasan yang terkena. Apakah semua di atas tanah Solo Valley atau juga tanah milik warga. "Jadi, ya kita tunggu aja," imbuhnya.
Seperti diketahui tol Ngaroban adalah Proyek Strategi Nasional (PSN) yang panjangnya sekitar 116,7 kilometer. Proyek ini masih dalam tahap sosialisasi di desa dan kecamatan di Ngawi, Bojonegoro, Tuban.
Advertisement