Proyek Blok Rel Royal Plaza, PT KAI Hanya Pinjamkan Bahan Bekas ke Pemkot Surabaya
Penanganan pengerjaan blok rel di jalur samping utara Royal Plaza yang sebelumnya dikatakan sudah ada solusinya, nyatanya malah makin membingungkan. Manajer Humas PT KAI DAOP 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko mengatakan, pihaknya hanya menyediakan rel bekas yang sudah tak layak pakai.
Padahal sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya Erna Purnawati mengatakan, PT KAI akan menyediakan 80 baseplate, 320 paku tirepon, dan 160 pandol secara gratis. Hal itu pun dibantah oleh Gatut.
"KAI yang buatkan RAB, dan spesifikasi, tapi oleh Pemkot dinilai terlalu kecil, padahal biasanya standar acuan KAI ya seperti itu," ujar Manajer Humas PT KAI DAOP 8 Surabaya, Gatut Sutiyatmoko.
"Gak ada bahan-bahan itu, yang KAI siapkan hanya rel bekas, KAI sendiri masih sangat memerlukan sebagai penambah rel," bantah Gatut, saat ditemui di Stasiun Gubeng, Surabaya, Senin, 23 Juli 2018.
KAI, kata Gatut, hanya bisa membantu peminjaman rel bekas sebagai bahan pembuatan blok rel. Rel-rel bekas itu tersedia Depo Sidotopo. Jika Pemkot Surabaya ingin menggunakannya, mekanismenya ada hanya pinjam pakai, sebab meski bekas, rel itu masih tercatat sebagai aset negara.
"Rel itu sudah tidak bisa dipergunakan lagi karena sudah cacat, tapi masih bisa untuk blok rel. Itu aset negara yang tidak bisa diperjualbelikan, jika nanti dipinjamkan pun KAI tetap melakukan penjagaan," katanya.
Gatut mengatakan, rel-rel bekas itu nantinya akan dipotong dan disesuaikan dengan lebar kereta, lalu peletakannya di balik, jadilah, rel bekas itu bisa berfungsi sebagai blok rel. Ditanya berapa jumlah rel bekas yang dipinjamkan, dirinya belum tahu secara pasti.
Kendati demikian soal peminjaman bahan-bahan yang pemkot butuhkan seperti baseplate, paku tirepon, dan pandrol, jika sangat diperlukan, Gatut mengatakan itu bisa saja diperbantukan, namun dengan catatan barang itu haruslah yang bekas, dan tak layak operasi.
"Kecuali nanti kalau sangat diperlukan ya cari yang bekas, gak bisa yang masih baru, gak bisa dipinjamkan, yang bisa kita pinjamkan, yang sudah tidak layak untuk dioperasionalkan," kata dia.
Selain meminjamkan rel bekas, PT KAI kata Gatut sebenarnya juga telah membantu Pemkot Surabaya dalam menyusun revisi rencana anggaran biaya untuk penggarapan proyek itu.
"KAI yang buatkan RAB, dan spesifikasi, tapi oleh Pemkot dinilai terlalu kecil, padahal biasanya standar acuan KAI ya seperti itu," ujarnya.
Proyek ini sudah tiga kali mengalami proses lelang, tapi, tidak ada satu pun kontraktor yang mau. KAI pun telah merekomendasikan vendor yang biasa mengerjakan proyek ini, kepada pihak Pemkot.
"Diterima atau tidak kami tidak tahu, tapi kami berharap, proyek ini bisa segera dikerjakan demi kelancaran lalu lintas juga," pungkasnya. (frd/amr)