Jalan Raya Gubeng Masih Belum Sepenuhnya Aman
Rekonstruksi Jalan Raya Gubeng Surabaya,belum sepenuhnya aman, lantaran, hingga kini, jalan itu masih dalam tahap pemasangan Steel Sheet Pile (SSP) atau turap baja, di sisi barat.
Humas Balai Besar Pembangunan Jalan VIII, Wahyu P Kuswanda mengatakan jalan ini belum sepenuhnya aman, meski SSP nantinya rampung terpasang sebab pihaknya menemukan retakan-retakan di sekeliling dinding galian proyek.
"Tim Mitigasi Kelongsoran Jalan Raya Gubeng telah mengeluarkan rekomendasi untuk mengatasi dan mencegah perluasan kerusakan akibat proyek milik PT Saputra Karya," kata Wahyu, di lokasi, Senin 31 Desember 2018.
Wahyu mengatakan, rekomendasi itu, kata dia, adalah meminta pihak kontraktor untuk menimbun lubang galian proyek hingga kedalamannnya tersisa 1 meter saja dari ketinggian permukaan jalan.
Rekomendasi itu pun, kata dia, diperkuat dengan dukungan dari Komite Keselamatan Konstruksi sekaligus, dipertegas oleh tanda tangan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
"Ini juga dilakukan sebagai upaya mencegah (bangunan toko) Elizabeth dan BNI tidak terdampak lebih parah. Sekalian itu urukan tanah dijadikan badan jalan sehingga struktur kontruksi jalan timbunan tanah digunakan sebagai subgrade," kata Wahyu.
Hal itu, kata Wahyu, dilakukan lantaran tanah di sekitaran lubang galian proyek masih belum diatasi hal itu bisa memungkinkan kerusakan terjadi kembali.
"Logikanya, kondisi tanah di dalam galian itu sama. Barat, timur. Desain dinding penahan tanah sama. Berarti kalau terhadap di sebelah timur terjadi, ya hanya belum terjadi saja di sisi lainnya," ujar Wahyu.
Sementara itu, Koordinator Recovery Jalan Gubeng PT Nusa Konstruksi Enjinering (NKE) Hendri Noor mengatakan, pihaknya terus mengikuti rekomendasi penutupan lubang galian, hingga minus satu meter dibawah jalan.
"Galian basement harus diuruk, kita saat ini sedang memulai pengurukan dengan memperbaiki RAMP dibawahnya, hinggu minus satu dari jalan," kata dia.
Penimbunan ini pun diusahakan pihaknya, dan tengah dilakukan. Ia menargetkan pengurukan rampung pada awal pekan Januari 2019 nanti.
Bahan yang dibutuhkan pihaknya pun diperkirakan mencapai 30.000-35.000 sirtu, yang dipasok dari Ngoro, Jawa Timur.
"Kita butuhkan 30.000 meter kubik, tapi nanti kita lihat lagi volumenya. Kita akan melakukan pengecekan volumenya di bawah," kata dia.
Kendati demikian, PT NKE yang bertugas sebagai pelaksana belum mampu memprediksi bagaimana kelanjutan proyek tersebut. Pun berapa kerugian yang dialami pihak owner dari proyek basement ini, yakni PT Saputra Karya.
"Yang penting kita sekarang melakukan rekomendasi dari Bapak Menteri. Soal kerugian itu owner kami yang bosa menjelaskan" kata, Wakil Koordinator NKE, Demi Bastria.
Apa yang dilakukannya pihaknya ini pun, demi menjaga kestabilan kondisi tanah di semua sisi lubang galian proyek tersebut. Ia pun meminta warga Surabaya tak perlu risau lagi.
Pantauan ngopibareng.id di lokasi, pengurukan lubang proyek tersebut tengah dilakukan PT. NKE di dinding sisi utara dan selatan. Sementara dinding sisi barat belum nampak terttutupi oleh urukan pasir dan batu (sirtu). (frd)