Protes Pelecehan Rasial, Thiery Henry Tutup Akunnya di Medsos
Legenda Arsenal Thierry Henry memutuskan keluar dari media sosial dan berjanji tidak akan kembali menggunakan medsos sampai tindakan yang tepat diambil atas pelecehan rasis.
Seperti diketahui, beberapa pemain Liga Premier di era sebelum-sebelumnya dan sekarang seperti penyerang sayap Crystal Palace Wilfried Zaha, bek kanan Chelsea Reece James dan mantan striker Arsenal Ian Wright, telah berbagi pelecehan keji yang mereka terima di media sosial selama beberapa bulan terakhir.
Maka itu, akhir-akhir ini perusahaan media sosial telah didesak untuk menerapkan langkah-langkah yang lebih keras untuk menghentikan orang yang kerap bersembunyi di balik akun anonim untuk dapat mengirim pelecehan.
Thiery Henry pun ambil bagian dari pihak-pihak yang menuntut tindakan tersebut dilakukan oleh platform jejaring sosial dengan mengambil langkah untuk menonaktifkan akun Twitter dan Instagram-nya sampai ada aturan lebih ketat yang diberlakukan.
'Halo kawan-kawan. Mulai besok pagi saya akan menghapus diri saya dari media sosial sampai orang-orang yang berkuasa dapat mengatur platform mereka dengan kekuatan dan keganasan yang sama seperti yang mereka lakukan saat ini ketika Anda melanggar hak cipta, '' tulis Thiery Henry dalam pesannya di Twitter dan Instagram.
“Banyaknya rasisme , penindasan, dan penyiksaan mental yang diakibatkan oleh individu terlalu beracun untuk diabaikan. Harus ada akuntabilitas,” seru Thiery Henry.
Baginya, saat ini terlalu mudah untuk membuat akun, menggunakannya untuk menindas dan melecehkan tanpa konsekuensi dan tetap bisa anonim. “Sampai ini berubah, saya akan menonaktifkan akun saya di semua platform sosial. Saya berharap ini segera terjadi,” katanya.
Sementara itu, dalam sebuah wawancara dengan CNN, Zaha mengaku 'takut' melihat pesan langsungnya di Instagram karena banyaknya pelecehan keji yang dia terima.
`”Untuk pesepakbola kulit hitam misalnya, berada di Instagram bahkan tidak menyenangkan lagi bagi kami,'' kata Zaha.
“Anda tidak menikmati profil saya, karena saya takut untuk melihat pesan langsung saya lagi. Karena Itu bisa diisi dengan apa saja.”
'Saya bahkan tidak memiliki Twitter di ponsel saya lagi karena hampir pasti Anda akan mendapatkan semacam pelecehan, terutama setelah permainan dan semacamnya, karena itu terjadi dengan sangat bebas. Anak laki-laki berusia 12 tahun yang sama menghubungi seperti tiga pemain lain, secara rasial melecehkan tiga pemain lain juga, di tim saya. Jadi sepertinya, ini tidak baik,” papar Zaha.
“Bahkan setelah saya melaporkan pelecehan dari anak berusia 12 tahun itu, saya pikir saya melaporkan 50 akun tempat saya dilecehkan secara rasial, setelah hal-hal (pelecehan) yang saya dapatkan sebelumnya.”