Protein Hewani MPASI Bisa Cegah Stunting, Ini Penjelasannya
Salah satu faktor terjadinya stunting pada anak adalah asupan nutrisi yang kurang. Hal tersebut sebenarnya bisa dihindari jika pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) diberikan dengan benar.
Untuk itu, perwakilan UNICEF Indonesia, dr. Karina Widowati, MPH. mengatakan, orang tua harus memiliki pemahaman yang sama dalam pemberian nutrisi melalui MPASI sesuai dengan kebutuhan untuk tumbuh kembang anak.
“Sebelum memberikan MPASI, orang tua harus mengetahui prinsip-prinsip pemberian MPASI. Salah satu prinsip utama, yaitu tetap memberikan ASI yang merupakan kebutuhan makronutrien," ungkapnya, Selasa, 31 Januari 2023.
Karina mengungkapkan, pemberian MPASI bertujuan untuk memberi kesempatan anak untuk belajar makan yang benar, menguatkan kemampuan dasar perkembangan serta mempersiapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan anak.
Orang tua perlu mengetahui waktu yang tepat dalam pemberian ASI. Sebagai contoh, ketika orang tua mengajarkan waktu makan sebanyak tiga kali dalam sehari, anak pun akan merasa bahwa dia harus makan dalam waktu tersebut.
Waktu tepat MPASI biasanya diperkenalkan pada anak saat menginjak usia enam bulan yang ditandai dengan tanda-tanda nuerofisiologi, apakah anak sudah siap MPASI atau belum.
"Tanda-tanda tersebut termasuk anak bisa duduk tegak, gerakan ekstrusi menghilang, tidak mengeluarkan makanan dari mulut, tertarik makanan orang lain, mulut bergerak melihat orang lain makan, dan mudah lapar," ungkapnya ditemui di Unusa.
Alumni FK Unair ini menambahkan, orang tua juga harus mengetahui apa itu responsive feeding, yaitu ketika anak harus bisa merespons dengan baik setiap makanan yang dimakan. Beberapa panduan responsive feeding, yaitu anak disuapi sambil belajar memegang alat-alat makan dan jangan memaksa jika anak menolak makanan.
Prinsip pemberian MPASI juga termasuk memahami persiapan dan penyimpanan bahan-bahan makanan secara aman. Kemudian tepat jumlah, konsistensi, dan frekuensi.
"Ada banyak sekali makanan sehat dan ramah bayi di luar sana, tetapi berikut ini adalah beberapa jenis yang direkomendasikan oleh dokter dan ahli gizi, mulai dari susu dan turunannya, buah-buahan dan sayuran yang kaya vitamin hingga daging dan kacang-kacangan yang sarat dengan protein," tandasnya.
Di samping itu, Kepala Bidang Ilmiah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Jatim, Dr. Laili Rahmawati, STP., MMA mengungkapkan, protein hewani dalam MPASI merupakan salah satu nutrisi yang harus dipenuhi untuk mencegah stunting.
Protein hewani lebih diutamakan untuk pencegahan stunting karena biasanya lebih tinggi kalori, lebih tinggi zat besi dan jenis zat besinya juga mudah diserap tubuh. Sehingga protein hewani sebaiknya diberikan kepada anak dengan takaran yang cukup terutama dengan menyertakan bahan tersebut dalam MPASI.
Nutrisi yang harus dikonsumsi anak pertama-tama adalah ASI eksklusif setidaknya pada enam bulan pertama. Selanjutnya pemberian MPASI yang harus memadai.
"Sumber utama yang memang dibutuhkan sebetulnya karbohidrat, protein, dan lemak. Protein merupakan salah satu yang penting. Protein hewani itu dapat mencegah stunting kalau cukup," terang Laili Rahmawati.
Perempuan yang juga sebagai Ahli Gizi ini menyebutkan beberapa jenis protein hewani yang dianjurkan, yaitu daging ayam, daging sapi, ikan, telur, dan susu. Meski demikian perlu memerhatikan juga perbandingan protein dan energi guna mencapai kenaikan berat badan atau tinggi badan yang cukup.
Laili Rahmawati membeberkan, pemberian MPASI harus dilakukan tepat waktu, kandungan nutrisi yang cukup dan seimbang, baik makro maupun mikro, aman, serta diberikan secara responsif. Salah satu intervensi gizi spesifik yang dapat dilakukan dalam rangka upaya percepatan penurunan stunting adalah dengan Pemberian Makanan kepada Bayi dan Anak (PMBA).
“Yang perlu diingat pentingnya meningkatkan pengetahuan gizi ibu balita dan memperbaiki pola asuh yang benar dalam PMBA. Karena pengetahuan gizi ibu yang kurang, dia tidak memberikan makanan bergizi kepada anaknya sesuai dengan standar emas PMBA," paparnya.
Laili Rahmawati lantas mencontohkan, pemberian tambahan lemak pada makanan anak, karena anak memerlukan lemak sebagai cadangan energi dalam tubuhnya yang akan diolah setelah karbohidrat.
"Pemberian protein hewani, terkadang ibu tidak memberikan protein hewani sedini mungkin disebabkan mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu kebenarannya. Padahal, protein berperan penting untuk tumbuh kembang balita, terutama protein hewani," ujarnya.
Advertisement