Prostitusi Online di Kota Kediri, Pandemi Bos Panti Turun Gunung
Prostitusi memang tak pernah ada matinya. Meski lokalisasi sudah ditutup, banyak cara untuk tetap beroperasi. Salah satunya beroperasi lewat media sosial sebagai etalasenya. Berikut tulisan ketiga Ngopibareng.id soal prostitusi online di Kota Kediri.
Setelah harga disepakati, Ngopibareng.id kemudian menuju rumah kost yang ditunjukkan oleh perempuan itu di wilayah Kecamatan Pesantren Kota Kediri. Setelah masuk kamar berdua lalu terlibat perbincangan ringan. Menyimak cara bicara dan bahasa yang digunakan, perempuan ini enak diajak ngobrol. Tak heran jika kemudian ada kesan dia menghargai tamunya, meski baru pertama kali bertemu dan kenalan.
Dalam obrolan itu perempuan ini mengungkapkan alasan mengapa ia lebih suka memilih tempat kost untuk menemui tamunya. Dia beralasan rumah kost dianggap lebih ekonomis ketimbang check ini kamar hotel.
"Saya menyewa kamar kost ini per bulan Rp 1,8 juta. Saya rasa lebih hemat ya Mas, ketimbang hotel harus sewa setiap hari keluarkan uang. Saya kalau melayani tamu ya disini. Masnya jangan takut disini aman kok," kata dia kalem.
Sejurus kemudian kami terlibat perbincangan sekitar 15 menit di dalam kamar tersebut. Ngopibareng.id sangat betah berlama-lama berada di dalam kamar, karena AC terpasang ditambah lawan bicara enak diajak ngobrol dan cantik. Karena terlalu banyak tanya, perempuan ini sempat curiga dan bertanya balik tentang pekerjaan.
"Masnya ini pekerjaanya apa, saya kok lihat status dalam WhatsApp sampeyan sedang berada di dalam studio stasiun radio," ujarnya balik bertanya.
Mendapat pertanyaan seperti itu, sempat terkejut juga dan berusaha untuk memberikan pengalihan jawaban atas pertanyaan tadi.
"Mbaknya sudah lama berprofesi sebagai ahli terapis?”
"Gimana sih Mas, saya tanya kok balik nanya," jawabnya ramah sambil tersenyum simpul
Ia pun menceritakan jika sebelum menjalankan usaha pijat terapis kejantanan, secara personal, ia memiliki tempat pijat di salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Kediri. Namun karena mulai ada pandemi, tempat usahanya itu ia tutup karena sepi. Apalagi ketika itu ada larangan untuk tempat pijat dan tempat hiburan dilarang untuk buka.
"Karena ada pandemi sepi Mas, disamping itu kan tidak boleh buka untuk tempat hiburan dan segala macam. Waktu di sana saya punya anak buah ahli terapis dua orang. Akhirnya saya suruh pulang ke Malang," katanya.
Karena menjadi tumpuan ekonomi tulang punggung keluarga, akhirnya ia meneruskan usahanya itu seorang diri.
"Mas nya ini tanya melulu, cepat sampeyan buka baju dan celananya biar saya pijat," ujarnya.
Mendengar ajakan seperti ini, sempat tergoda juga.Tapi beruntung masih kuat menahan. Saya pun akhirnya mengajukan kembali pertanyaan tentang nama identitas perempuan pemilik tinggi badan sekitar 165 centi meter tersebut.
"Halah, nggak usahlah tahu nama saya, kalau sampeyan perlu tinggal hubungi nomer Whatsapp saya aja. Panggil saja saya mbak, gitu aja, " katanya sambil tersenyum.
Dalam keteranganya si perempuan ini mengaku jika baru beberapa bulan memutuskan untuk kembali ke dunia profesinya tersebut.
Agar bisnisnya berjalan aman, tidak tercium oleh petugas ia memilih untuk berpindah pindah tempat sewa kamar kost, dari satu daerah berpindah ke daerah lain (luar kota).
"Terkadang pada hari tertentu, saya pindah ke Surabaya, Jombang dan Mojokerto. Jadi tidak hanya di Kediri saja," ujarnya.
Selain melayani pijat terapi, perempuan ini juga mengaku bias memberikan pelayanan ekstra untuk berhubungan badan. Tentu saja tarifnya, berbeda dengan pijat terapi.
"Kalau mau begituan, Rp 500ribu aja, ya di kamar ini langsung, kalau tamu ada yang mau”.
Syaratnya, jika mau berhubungan harus memakai alat pengaman terlebih dahulu. Jika ada tamu yang memaksa tidak mau, terpaksa harus menolaknya.
"Biar sama-sama aman Mas, saya nggak mau menanggung resiko tertular penyakit," katanya.
Ihwal pandemi yang sekarang masih terjadi, apa tidak takut terpapar Covid -19, karena bersentuhan langsung dengan orang lain. Perempuan ini menjawab, sebelum atau sesudah pijat ia selalu siapkan hand sanitizer di kamar kostnya.
"Pelanggan boleh mandi terlebih dahulu, di dalam kamar, sebelum saya pijat . Ya takut Mas sebenarnya, ya mau bagaimana lagi," ujarnya.
Wanita ini juga mengaku sempat mendengar, terjadinya peristiwa pembunuhan beberapa waktu lalu di salah satu hotel di Kediri. Karena itu dirinya lebih berhati hati dalam setiap menerima tamu.
Satu minggu berselang setelah pertemuan pertama, Ngopibareng.id mencoba kembali untuk menghubunginya. Saat ditelepon, berulang kali tak diangkat.
Sementara itu Seketaris Satpol PP Kota Kediri Nur Kamid, ketika dikonfirmasi terkait adanya indikasi tempat kost disalahgunakan untuk tempat mesum, pihaknya tidak kaget dan menampik hal itu. Menurutnya dulu semasa dirinya masih menjabat sebagai kabid trantibum, dirinya selalu rutin melakukan penertiban tempat kost. ,
"Penertiban tidak hanya berdasarkan pengaduan dari masyarakat, tapi rutin dilakukan. Apalagikalau ada aduan yang valid. Pelanggaran mesti kita temukan dan kita jaring," ujar Nur Kamid Rabu 04 Agustus 2021 dihubungi via ponsel.
Bahkan tak jarang dulu, satpol PP pernah melakukan penutupan terhadap tempat kost.
"Kita lihat dulu pelanggarannya apa. Kalau pelanggaran pidana, kita serahkan ke Polri. Kalau pelanggaran perda ya kita tindaklanjuti,” ujarnya
Biasanya sanksi penurupan kost, terkait indikasi pelanggaran kasus asusila. "Ramai-ramainya dulu sewa kost per jam. Saya kira sekarang tetap ada, namanya manusia kalau dirazia mungkin tetap ada itu,” ujarnya.
Namun untuk sekarang Satpol PP lebih fokus dilibatkan dalam penanganan Covid-19. (Habis)